[caption id="attachment_304660" align="aligncenter" width="333" caption="pic from www.lovelove.com"][/caption]
Pinjam matamu
letakkan di mataku
lihatlah ada rasa gempita
berkelindan di antara keduanya
.
Kemarikan jemarimu
sematkan pada jari jemariku
rasakan hangat getarannya
terpendar di telapak-telapaknya
.
Mana daun telingamu?
rapatkan ke alas jantungku
dekatkan...dengarkan perlahan
ada yang meletup tak mampu ku lawan
.
Telah kusyairkan seribu puisi
yang rapi tersimpan di dasar hati
untuk temani sunyi
saat kau jauh dari sisi
.
Tak pernah rampung ku pilah kemilau diksi
kusandingkan dengan definisi tentangmu
tapi apa yang kutemui?
tak ada satu aksara pun serupa denganmu
.
Betapa pun merdu lagu cinta
atau bahkan takjub puisi asmara
bagiku kau tak ada duanya
meski kulagukan ribuan sajak indah sepenuh jiwa
.
Siapalah aku ini?
hanya mampu berceloteh lewat puisi
namun tak terkira puji dan syukurku
tlah kumenangkan sebuah hati, kepunyaanmu
.
Dengarkan aku
bila aku tak ada di sisimu, tak berarti hatiku jauh darimu
jika tak mampu kita saling berpandang mata
itu berarti kita tengah erat berpelukan karena rindu yang menyengat jiwa
.
.
...hingga pada akhirnya kau dan aku memahami, bahwa ketika cinta datang di kedalaman hati, saat itulah dunia bernyanyi dan menari. Tembangnya tembang cinta, melodinya melodi rindu dan tariannya tarian suka cita...
.
.
Kampung Hujan, 260414
.
.
~ Cinta bukan hanya tentang sentuhan lahiriah saja, tetapi yang terpenting adalah sentuhan hati serta jiwa. Sejatinya cinta adalah rasa nyaman tak terkira dan bahagia tak terukur meski harus terpisah raga untuk sementara. Ruang, jarak dan waktu takkan bisa menjadi dinding tebal penyekat dua hati yang telah terikat kuat, karena hakikatnya cinta sejati adalah abadi... ~
.
.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI