Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ichiban Sushi dan Gokana Ramen Potret Persaingan Bisnis Masakan ala Jepang

24 September 2017   21:17 Diperbarui: 24 September 2017   23:12 2425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu (24/9) kurang lebih pukul 17.00 WIB saya bersama keluarga menikmati makan sore di sebuah restoran yang menyajikan masakan ala Jepang yaitu Ichiban Sushi, yang terletak di Plaza Pondok Gede. 

Suasana sore yang sempat diguyur hujan walau sesaat itu cukup sejuk, dan rasanya cocok sekali jika perut ini diisi dengan makanan yang hangat namun tetap sarat nutrisi. Tidak butuh waktu lama kami memutuskan untuk makan di resto yang belum lama berdiri di mall ini. Sambil menunggu pesanan datang mulailah pikiran saya melanglang buana yang tentu saja tetap seputar suasana di mana saat itu saya berada. 

Sambil duduk, jari jemari tidak memainkan tuts telepon genggam, mata mulai berputar. Tengok kanan dan kiri ternyata persis di sebelah resto Ichiban Sushi ini terdapat resto ala Jepang lainnya yaitu Gokana Ramen dan Teppan, yang juga merupakan tempat biasa saya menikmati masakan ala Jepang. Inilah potret bisnis yang saat ini tidak lagi mengenal lokasi, distribusi, apalagi gengsi. Bagi resto Ichiban Sushi yang baru saja bergabung di mall tersebut mungkin tidak membutuhkan modal promosi yang tinggi untuk menarik banyak pelanggan, pasalnya resto ini telah memiliki nama besar yang cukup dikenal sebagai resto masakan Jepang yang tak lagi perlu diragukan. 

Ichiban Sushi memang tergolong resto masakan Jepang papan atas yang mudah ditemui di pusat-pusat perbelanjaan. Sajian sushinya yang khas memang mampu mengingatkan akan negeri sakura bagi siapa saja yang menyantapnya Tidak hanya itu, resto ini juga menyajikan banyak varian masakan ikan yang juga menjadi makanan khasnya para penduduk asli Jepang. Keunikan jenis makanannya memang begitu terasa, nampaknya Ichiban Sushi ingin menarik konsumen yang memang menyukai masakan Jepang, mengagumi negara Jepang, atapun menyukai kebudayaan Jepang.

Nuansa area makan di resto ini juga dibuat sedemikian rupa agar menyerupai jajaran rumah makan yang asli Jepang, kekentalannya memang kurang terasa mungkin pengelola resto tetap ingin menyesuaikan dengan kebiasaan dan budaya masyarakat kota Jakarta. Sajian minum yang disediakan juga tetap mengusung unsur Jepang, yaitu dengan teh ocha-nya yang dibuat mirip seperti aslinya.

Hampir sama dengan resto ala Jepang yang ada di sebelah Ichiban Sushi yaitu Gokana Ramen dan Teppan. Dengan suara sapaan sang pelayan kepada setiap pengunjung mall yang lewat, resto ini berusaha melakukan teknik promosi yang berbeda. 

Menyapa setiap orang yang lewat adalah cara-cara yang cukup ampuh untuk membuat pengunjung mengetahui adanya resto ala Jepang ini dan harapan lebih jauhnya adalah keputusan pengunjung untuk makan siang, sore atau malamnya di sini. Sebuah strategi promosi yang berbeda, namun sah-sah saja untuk dilakukannya, karena setiap bentuk usaha bebas melakukan proses pemasaran produknya melalui cara-cara apa saja, dengan catatan tidak mengganggu para calon konsumennya.

Gokana Ramen dan Teppan yang mengusung makanan khas Jepang melalui Mi Ramen memang terlihat cukup berhasil menarik banyak pengunjung. Sebagai resto ala Jepang yang juga telah memiliki nama besar, tidak sulit bagi manajemen pengelola untuk menaikkan omsetnya. 

Telah terdapat kemiripian kesenangan masyarakat Jakarta dengan sajian khas resto Gokana, yaitu terletak pada masakan mi kuahnya. Di mana telah diketahui secara umum banyak sekali penikmat mi instan yang bagi sebagian orang dijadikan makanan utama saking candunya, namun bagi sebagian lainnya dijadikan makanan andalan saat hujan menyapa. Gokana Ramen dan Teppan telah berada pada posisi yang tepat dalam sajian masakan mi ramennya, walau dimasak ala-ala Jepang namun kesukaan pada produk mi sedikitnya telah mampu menarik minat para pengunjung. 

Sebuah diferensiasi atau keunikan mutlak diperlukan dalam sebuah bisnis, bidang apapun itu, terlebih lagi dalam bidang makanan dan minuman. Rasa yang enak dan bentuk yang menarik saja saat ini tidak menjadi satu-satunya ukuran bagi konsumen agar memutuskan untuk membelinya, namun dibutuhkan juga keunikan-keunikan lain yang jarang dimiliki oleh pelaku bisnis sejenis. 

Dalam bisnis makanan dan minuman misalnya dibutuhkan inovasi baru, misalnya terdapat beragam rasa yang berbeda dalam satu jenis roti sehingga setiap kali menggigit akan ada sensasi yang tak sama, atau terdapat campuran buah-buahan yang segar dalam sebuah minuman kopi misalnya Kopi Nikmat dengan Potongan Mangga Segar, atau sajian bentuk donat yang tidak bolong apalagi bulat namun kotak menyerupai dadu. Mungkin terdengar aneh dan tidak biasa, tapi justru yang tidak biasa itulah yang semakin hari makin perlu dikembangkan oleh para pelaku bisnis di manapun berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun