Skinner mengembangkan teori belajar yang dikenal dengan operant conditioning. Pengkondisian operan adalah suatu bentuk behaviorisme deskriptif, yang berusaha menegakkan hukum tingkah laku melalui studi mengenai belajar secara operan.
Operan (operant) adalah suatu reaksi pancaran (limite response) sebagai kontras dari responden (respondents), yaitu satu kelas tingkah laku yang dipelajari dengan teknik kondisioning Pavlovian
Dengan demikian, kalau pada kondisioning klasik melibatkan tingkah laku yang muncul sebagai akibat pemberian stimulus penguat (reinforcement), maka pada kondisioning klasik melibatkan perilaku yang dikontrol pleh stimulus penguat.
Dengan perkataan lain, pada kondisioning klasik, penguatan yang dilakukan berulang-ulang menghasilkan jawaban (tingkah laku), sedangkan pada kondisioning operan jawaban atau tingkah laku lah yang menimbulkan penguat. (Psikologi Perkembangan, Dra. Desmita, M.Si.)
Skinner juga memiliki prinsip dasar pengondisian operan, yaitu penyebab eksternal dan konsekuensi. Penyebab eksternal adalah hal yang penting untuk melihat penyebab dari perilaku, sedangkan konsekuensinya adalah  kita sebagai manusia cenderung akan mendekati hal yang menyenangkan dan menjahui hal yang tidak menyenangkan.
Konsekuensi yang dijelaskan Skinner tadi sering diterapkan di dalam kehidupan manusia. Apapun yang kita lakukan, apalagi itu hal yang menyenangkan maka ada rasa dan keinginan untuk mendekatinya dan mengulanginya. Akan tetapi, kita juga akan menjahui bahkan melupakan pada suatu hal yang tidak menyenangkan tersebut.
Ciri dari belajar behavioristik adalah adanya perubahan perilaku yang ditunjukkan seseorang setelah mengalami kejadian di masa lampau. Perubahan adalah tanda bahwa seseorang telah merespon suatu kejadian dan menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang sama di masa depan, guna menghindari akibat yang pernah dialaminya.
Kembali pada kita belajar dari Menara Eiffel tadi, kemauan dan juga dukungan dari orang lain perlu sekali dalam belajar memaknai kehidupan. Tak semua kehidupan akan berjalan dengan mulus apalagi tidak ada rintangan, belajar memaknai hidup juga pasti ada rintangannya.
Ada orang yang tidak suka dengan kita, berkeinginan menjatuhkan kita dan sebagainya. Maka tindakan kita adalah harus  bisa bangkit dan tetap berdiri kokoh dengan kelebihan yang kita milliki. Akan tetapi, kelebihan bukan untuk dijadikan seseorang itu menjadi tinggi hati. Kita harus bijak dalam memanfaatkan kelebihan yang kita milki.
Setiap manusia berbeda dalam menaggapi pendapat orang lain, ada yang responnya tidak seperti yang diharapkan atau biasa-biasa saja, tetapi seseorang itu memilih bangkit dan membuktikan.
Adapun yang mendapat respons seperti itu, kemudian memilih berhenti dan mencari jalan lain. Seperti halnya ketika mendapat respon baik, seseorang juga akan biasa-biasa saja juga ada yang dengan semangat terus mengembangkan hal yang mendapat respon baik tersebut.