Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membayar Mimpi Mamah Kuliah di ITB

18 Oktober 2023   16:35 Diperbarui: 18 Oktober 2023   16:36 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku wisuda di ITB tahun 1994. Sumber foto dokumen pribadi.

Kisah di Awal Tahun 1969

Kota kecil di kaki gunung Ciremai yang sejuk tempat lahir Mamah tidak begitu ramai. Pusat kotanya bisa dikelilingi dengan sepeda bahkan berjalan kaki. Mamah lulus dari SMA pada tahun 1969. Sebagai anak perempuan satu-satunya dengan 2 kakak laki-laki dan 1 adik laki-laki, Mamah tetap bisa sekolah dan selalu berprestasi. Hingga akhirnya mampu tembus diterima menjadi mahasiswa Farmasi ITB.

Sebagai catatan: Farmasi ITB berdiri tahun 1947 dan masih merupakan bagian dari Universitas Indonesia.

Mamah pintar kimia saat sekolah, makanya beliau senang sekali ketika Kakek menyarankan untuk melamar ke Farmasi ITB. Iya ... Dulu itu kalau masuk perguruan tinggi dengan mengirimkan surat lamaran yang dilampiri nilai rapor. Kakek juga memiliki apotek yang berada di dekat Masjid Raya Kabupaten. Saat itu apoteker masih jarang. Jadi cocok sekali jika Mamah bisa menjadi apoteker di apotek milik Kakek.

Nenekku seorang guru dan aktivis perempuan, yang dikemudian hari terpilih menjadi anggota DPRD. Pendidikan adalah investasi penting bagi Kakek dan Nenek. Jaman sebelum kemerdekaan, Nenek sudah sekolah guru yang didirikan oleh Belanda -Sekolah van Deventer berupa Normal School. Lulusan sekolah ini dapat menjadi guru di sekolah pemerintah dan guru untuk mata pelajaran keterampilan perempuan di sekolah khusus perempuan. Nenekku setelah lulus menjadi guru bahkan sempat terpilih menjadi kepala sekolah.

Memori Agustus 1969

Bapa seorang dokter sungguh serius dalam menjalin hubungan, tidak main-main. Beliau melamar Mamah tak lama berselang sejak diterimanya surat dari ITB. Waaahhh ... Galau gak ya Mamah saat itu? Dari cerita Mamah sih ... Sempat bingung juga, memilih menikah atau melanjutkan kuliah ke ITB. Setelah deep talk dengan Kakek dan Nenek, akhirnya Mamah mantap untuk memilih menikah dengan Bapa. Bismillah ...

Surat tanda diterima sebagai mahasiswa Farmasi ITB disimpan Kakek sebagai kenangan. Sepertinya mimpi Mamah untuk kuliah tetap disimpan sebagai semangat. 

Pernikahan Mamah dan Bapa sangat bahagia. Rukun dan saling menyayangi. Aku tak pernah mendengar dan melihat mereka bertengkar. Kepada anak-anak juga sangat sayang dan memberikan teladan akan semangat belajar. Bapa yang sibuk sekolah lagi menjadi dokter spesialis di Universitas Indonesia, masih sempat menemaniku belajar. Bapa senang mengajari juga matematika. Mamah pastinya support segala keperluan belajar anak-anaknya.

Membayar Mimpi pada Agustus 1989

Dua puluh tahun kemudian sejak Mamah dan Bapa menikah. Pada bulan yang sama dengan bulan pernikahan mereka (beda tanggal saja sih ... Sedikit), aku si anak sulung resmi menjadi mahasiswa Teknik Arsitektur ITB. Walau pun tak sama jurusannya dengan Mamah, tapi beliau bangga dan terharu. Matanya berkaca-kaca dan memelukku erat, saat aku pamit berangkat ke Bandung dari Kota Cirebon untuk kuliah. Bapa juga tampak tersenyum lebar dan menepuk pundakku.

Saat itu aku tak diantar ke Bandung. Aku menyetir sendiri mobil melewati jalur Cirebon - Palimanan - Majalengka - Cadas Pangeran - Jatinangor - Ujung Berung. Ya ... Waktu itu aku diminta tinggal di rumah kakaknya Mamah. Saat tes UMPTN juga aku tinggal di rumah itu karena ada satu kamar kosong yang bisa aku tempati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun