Mohon tunggu...
dewi karimah
dewi karimah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Energi Baik itu Bernama Esensi

15 Agustus 2018   13:45 Diperbarui: 15 Agustus 2018   13:51 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Caption milineal berkata bahwa "Indomie burjoan lebih enak dibandingkan Indomie buatan sendiri". Manusia selalu melakukan riset atau perbandingan antar suatu objek dengan objek lainnya. Membandingkan antara baik, buruk, rugi, untung, atau kelebihan dan kelemahan. 

Perbandingan-perbandingan antar objek memberikan persepsi masyarakat dalam setiap hal. Perbandingan kadang tidak jauh berbeda dengan pendiskriminasian-pelabelan-pengkotakan. Sebagian besar dari kalangan masyarakat akan memilih sesuatu yang baik, untung ataupun sifat lebih dari. Masyarakat dalam pemilihan suatu hal cenderung mencari resiko yang dianggapnya rendah. 

Mempertimbangkan antara yang berat dan ringan, lalu memutuskan hak pilih sesuai dengan pendapatnya. Objek dalam perbandingan sering tidak seimbang antar objek lainnya.

Masyarakat secara umum mengukur hal yang bersifat sejahtera dilihat dari tingkat ekonomi. Sama halnya dengan persoalan negara berkembang mengenai pemberantasan kemiskinan. Padahal masalah dalam negara berkembang sebenarnya terletak pada kebiasaan masyarakatnya. 

Orang kecil cenderung pasrah dan orang besar cenderung tinggi prestis. Kecemasan, keraguan, kekhawatiran dan ketakutan hampir mendominasi dari separuh hidup individu. Sifat tersebut yang membuat individu-individu tidak bergerak maju dan tetap berada di zona nyaman.

Pelabelan masyarakat terhadap suatu objek, tanpa sengaja mereka memberikan nilai dengan pasti. Seperti, seorang mahasiswa berangkat ke kampus menggunakan mobil, sepeda onthel, sepeda motor, berjalan kaki, angkutan umum atau becak. 

Orang-orang dengan mudah memberikan pendapat-pendapat melalui nilai pakai yang digunakan. Perbedaan penggunaan nilai pakai tidak mempengaruhi tujuan yang dicapai, yakni berangkat ke kampus. Hidup bukan dilihat dari pilihan-pilihan, melainkan hidup adalah tujuan yang dicapai.

Tingkat kepuasan setiap individu seperti deret hitung, setelah mencapai nilai 1 akan muncul nilai 2, 3, 4 seterusnya dan berkelanjutan. Deskripsi kepuasan dapat memberi energi baik apabila sifatnya memperbaiki, namun akan buruk jika menimbulkan sifat ambisius yang berlebihan. Esensi hidup yang sangat berharga terletak pada seberapa besar manusia bersyukur dan menyebarkan energi baik kepada lingkungan sekitar. 

Hidup memang panjang, seperti detik jam, berputar dan dalam setiap putarannya selalu memberikan makna, alasan, kejutan serta hantaman, hingga jarum jam berhenti pada suatu titik, terserah Sang Reparasi akan mengganti baterai atau meletakkannya diruang kosong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun