Mohon tunggu...
Dewi DiahSafitr
Dewi DiahSafitr Mohon Tunggu... Lainnya - Dewi Diah Safitri

nama Dewi Diah Safitri, Alamat Brebes, Profesi mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial sebagai Alternatif Sumber Keberagamaan Remaja Milenial dalam Fenomena Hijrah

19 November 2021   20:41 Diperbarui: 19 November 2021   20:46 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media Sosial Sebagai Alternatif Sumber Keberagamaan Remaja Milenial Dalam Fenomena Hijrah

Di era globalisasi sekarang ini penggunaan media sosial di indonesia melonjak tinggi hal ini terbukti dari jumlah penguna internet terbanyak di dunia indonesia masuk kedalam urutan ke 6. Di era sekarang ini segala macam aktivitas sudah bisa dilakukan melalui virtual dimana dunia virtual menyajikan berbagai macam kebutuhan hidup manusia baik dari segi komunkasi, informasi maupun kebutuhan sehari-hari. 

Akan tetapi di era sekarang ini tidak hanya kebutuhan jasmani saja yang dapat dilakukan melalui virtual kebutuhan rohanipun dapat dilakukan melalui virtual. Hal ini dapat kita lihat dari media sosial yang sangat marak untuk menyajikan konten-konten religius yang menarik para kaum milenial untuk mengikutinya.

Dimasa sekarang ini media sosial sudah menjadi salah satu sarana dakwah yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperoleh hasil dari tujuanya. Hal ini dapat kita lihat dari data yang dirilis perusahaan facebook dan Twitter, Indonesia masuk lima besar dunia pengguna produk mereka, dan mayoritas dari konten-konten yang diluncurkan oleh media sosial berupa konten ajakan untuk mengikuti kajian-kajian islam berupa kegiatan hijrah  yang marak dianut oleh para generasi muda milenial. 

Dengan maraknya konten-konten keagamaan yang ada di media sosial mengakibatkan terjadinya pergeseran atau perubahan kebudayaan didalam suatu sistem masyarakat hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang lebih menggemari komunitas hijrah dan mayoritas pemuda milenial lebih suka untuk belajar agama melalui online.

Dengan maraknya komintas hijrah yang berada di media sosial menjadikan para remaja milenial tertarik untuk mengikuti komunitas hijrah tersebut hal ini terjadi karena anggapan para remaja bahwa hijrah merupakan suatu hal yang baik untuk menuju fitrah Allah SWT. 

Akan tetapi hijrah saat ini hanya dibatasi oleh perubahan fase, ketika media sosial sedang mengarahkan untuk sama-sama mengikuti gerakan hijrah maka milenial pun turut meramaikan, namun ketika nanti fase hijrah ini berakhir maka milenils pun mulai bersaing menunjukan eksistensi di fase yang baru. 

Hal ini di akibatkan karena hijrah yang ia yakini hanya sebatas ikut-ikutan untuk eksistensi di dunia maya bukan menjadi sebuah esensi yang harus di laksanakan. Hal ini dapat kita lihat dari perubahan yang terjadi para remaja milenial hanya sebatas perubahan fisik saja dimana mereka menggunakan gaya busana syar'i dengan postingan-postingan islami. 

Akan tetapi dengan perubahan yang terjadi pada gaya busana mereka mengakibatkan para remaja yang mengikuti kajian hijrah merasa sangat benar ideologinya mereka bahkan akan mengolok-olok para remaja yang tidak berbusana syar'i seperti mereka, remaja yang mengikuti kajian hijrah akan merasa lebih baik dibandingkan dengan remaja yang berpenampilan biasa saja. Oleh karena itu dimasa sekarang ini pertikaian dan pertengkaran yang disebabkan oleh agama sangatlah marak terjadi.

Milenial dilahirkan pada saat teknologi sedang berkembang, dari mulai televisi, handpone dan teknologi digital lain yang sudah diperkenalkan, sehingga mereka dapat dianggap sangat spesial karena memiliki perbedaan dari generasi sebelumnya. Pada usia ini mileial memiliki kecenderungan mengikuti tren.

Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa adanya media sosial memberikan pengaruh besar pada perubahan pola hidup dan gaya hidup masyarakat milenial. Bagi kaum milenial sendiri adanya media sosial sudah menjadi candu bagi mereka, banyak dari generasi milenial yang menghabiskan kehidupanya didalam dunia maya, tidak jarang banyak anak milenial yang berjiwa unsosial hal ini terjadi karena geneasi milenial lebih asik dan nyaman didalam dunia maya daripada berada di dunia nyata, para generasi milenial menganggap bahwa media sosial merupakan salah satu dari bagian hidupnya sehingga acap kali banyak generasi milenial yang mengalami kecanduan media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun