SUMENEP- Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Kelompok 30 Desa Pinggirpapas Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Jawa Timur sedang mengadakan kegiatan untuk membantu para petani garam.
Pada hari Minggu (20/09/2020) dilaksanakannya kegiatan panen garam ditambak milik masyarakat desa dibantu oleh Mahasiswa Universitas Muhammaddiyah Malang sebagai bentuk pengabdian. Kegiatan tesrsebut berlokasi di Dusun Kauman tepatnya di Desa Pinggirpapas. Program Pengabdian ini diarahkan dan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Drs. Amir Syarifuddin, M.P untuk selalu berinisiatif dan selalu berdampingan dengan masyarakat.
Kegiatan membantu masyarakat ini bertujuan untuk memberikan kesan serta mengekspose kekayaan alam yang berada di desa Pinggirpapas khususnya Garam. Terjun langsung pada musim garam ini membuat kami lebih dekat dengan petani garam dan harapan petani kepada pemerintah yang disampaikan pada mahasiswa dapat menstabilkan harga garam yang kian hari menurun khususnya di Kabupaten Sumenep.
Proses ini juga membantu dalam memperluas wawasan kami untuk mengetahui bagaimana terbentuknya garam sampai proses panen dilakukan. Pada saat terbentuknya garam salah satu pemilik tambak menjelaskan proses pengkristalan garam, “Ya, sebelum kita tahu air itu benar-benar menjadi garam, kita harus menimbang air laut itu terlebih dahulu guna mengetahui kadar garamnya. Kadar garam tersebut bisa dikatakan berhasil jika mencapai titik yang ditentukan yaitu 18°C” Ujar Juhari kepada mahasiswa PMM 30 UMM. Tidak hanya melihat bagaimana terbentuknya garam sampai dengan panen, kita juga membagi – bagikan masker kepada para petani agar tetap mengikuti prosedur new new normal saat ini.
Koordinator kelompok 30 PMM UMM Desa Pinggirpapas, Moh. Fiqih Aldy Maulidan mengatakan sebenarnya program kerja Kelompok 30 PMM UMM di Desa Pinggirpapas ada empat kegiatan. Yaitu, sosialiasi new normal kepada masyarakat yang ada di Desa Pinggirpapas, Pembuatan tempat cuci tangan, di beberapa titik desa, dan pembuatan masker bersama warga sebagai bentuk pemberdayaaan masyarakat desa. Namun, terlebih dahulu fokus pada bagaimana bersosialisasi dan berbaur pada masyarakat Desa .
“Dengan ikut serta dalam berbagai kegiatan masyarakat secara tidak sadar kita menghargai apa yang ada di Desa, dan juga kami berharap bahwa kualitas garam yang dihasilkan oleh Desa Pinggirpapas tetap terjaga, dan semoga kegiatan yang sedang kami lakukan dapat bermanfaat terhadap warga” ujar Fiqih .
Saat kegiatan berlangsung terlihat antusias bapak petani garam saat melihat kami yang ingin tahu tentang proses pembuatan sampai panen garam. Mereka berfikir bahwa dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas bahwa pembuatan garam tidak semudah yang mereka bayangkan.