Di ruangan berikutnya, pengunjung dikenalkan dengan aneka organisasi pemuda dari berbagai daerah. Ada Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Roekoen, dan Pemuda Kaum Betawi, di antaranya.
Ruangan berikutnya adalah inti dari museum ini yaitu lahirnya Sumpah Pemuda. Ada cerita dari Manifesto Politik 1925, Kongres Pemuda Pertama, lalu lahirnya PPPI, Â hingga Kongres Pemuda Kedua yang berlangsung hingga pukul 23.30 WIB pada 28 Oktober 1928. Pada hari tersebut juga diperdengarkan lagu Indonesia Raya kali pertama oleh W.R. Supratman. Di sini juga ada kutipan M. Yamin.Â
"Dalam bahasamu terletak jiwa bangsamu. Agungkanlah bahasa jiwamu." - M. Yamin
Di ruang yang sama ditampilkan sebagian sosok para pemuda yang ikut berkontribusi di dalam Kongres Pemuda II, lalu juga ada diorama dan patung pemimpin kongres pada saat Kongres Pemuda II berlangsung, gambar peta Indonesia Raya, dan putusan Kongres Pemuda-pemuda Indonesia.Â
Di halaman belakang ada patung dada para pemuda, relief, dan Monumen Persatuan Pemuda. Ruangan berikutnya adalah ruang bermain untuk pengunjung anak-anak, ruang para pemuda yang pernah indekos, sudut penghormatan untuk Wage Rudolf Supratman, dan juga cerita gerakan pemuda pasca Sumpah Pemuda. Setelah Sumpah Pemuda ada gerakan kepanduan, Kongres Perempuan, Kongres Bahasa Indonesia, Indonesia Moeda dan masih banyak lagi.
Wah ada headset dan rekaman lagu Indonesia Raya dari piringan hitam. Tapi sayangnya waktu kucoba tidak bisa terdengar suaranya.
Setelah berkunjung ke museum ini aku jadi terinspirasi untuk berbuat lebih bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Wah panasnya di luar. Sembari menuju Museum Kebangkitan Nasional berjalan kaki, aku singgah ke Ice Krim Baltik. Segar dan manis, seraya mengumpulkan energi untuk berjalan kaki ke Muskitnas.