Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Puisi Cinta yang Membunuh, Ketika Garin "Menyiksa" Penonton

6 Januari 2023   09:13 Diperbarui: 10 Januari 2023   19:20 1977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alur dan kesatuan cerita inilah yang membuat film ini sulit untuk dinikmati. Ada banyak gagasan, ada banyak yang ingin disampaikan, namun semuanya tak berakhir menjadi cerita yang utuh mengalir.

Agak mengejutkan juga seorang Garin membuat teror yang berdarah-darah yang umumnya trademark dari Kimo Stamboel. Ada banyak adegan yang begitu sadis, sehingga film ini diperuntukkan untuk kalangan penonton dewasa.

Namun meski naskah film ini ditulis oleh Garin, namun Garin tak sepenuhnya membesut film, ia bekerja sama dengan Azhar Kinoi Lubis (Kafir: Bersekutu dengan Setan, Mangkujiwo). Dalam film horor Azhar sebelumnya, memang ada adegan sadis, namun tak sebrutal yang ada di Puisi Cinta yang Membunuh.

Dari unsur percakapan, ada banyak dialog yang menggunakan bahasa puitis. Beberapa di antaranya terasa kaku dan janggal.

Puisi Cinta yang Membunuh seperti film eksperimental dari seorang Garin. Diberi label art movie sepertinya pantas karena film ini memiliki visual yang memanjakan mata, komposisi warna di beberapa adegan yang selaras, kostum-kostum yang grande, makeup yang seperti tanpa cela, pilihan lagu yang indah, serta puisi yang indah dari kumpulan karya Garin berjudul Adam, Hawa, dan Durian.

Mari kita bahas satu-persatu keunggulan film ini.

Dari segi visual tak diragukan lagi. Sejak adegan pembuka, penonton sudah dimanjakan matanya. Komposisi warna, ruang, sudut pengambilan gambar, dan estetika semuanya terpenuhi. Garin juga menambahkan unsur teatrikal yang lekat dengan film-filmnya.

Visual ini ditunjang oleh kostum-kostum dan makeup yang ditata oleh langganan peraih piala Citra, Retno Ratih Damayanti. Dalam film ini kostumnya beragam, dari gaun-gaun adibusana hingga kostum Halloween yang detail. Garin Nugroho sering berkolaborasi dengan Retno, sejak Opera Jawa.

Dari segi akting, pandangan mata tertuju ke Mawar Eva de Jongh. Film ini mampu membuat Mawar mengeksplorasi kemampuan aktingnya. Ia sedih, depresi, jatuh cinta, takut, dan juga marah. Ia bisa nampak memelas, namun ia juga bisa terlihat garang menakutkan. Melihat peran Mawar di sini, rasanya ia memang pas menjadi sosok antagonis di film Virgo nantinya.

Mawar de Jongh memberikan penampilan yang memikat (sumber gambar: Starvision dalam nongkrong.co) 
Mawar de Jongh memberikan penampilan yang memikat (sumber gambar: Starvision dalam nongkrong.co) 

Para pemeran lainnya juga memberikan performa yang apik, seperti Raihaanun sebagai konsultan kriminal di kepolisian dan Laksmi yang banyak berkaitan dengan spiritual Bali. Para pemeran lainnya ada Morgan Oey, Baskara Mahendra, Kelly Tandiono, dan Izabel Jahja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun