Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Album Anyar Slipknot, The End So Far, Apa Tetap Cadas?

2 Januari 2023   14:05 Diperbarui: 2 Januari 2023   14:12 4012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wah apakah tembang dari album ini dibawakan saat manggung di Jakarta nanti? (Sumber: Twitter @Slipknot) 

Tiga bulan lalu persisnya tanggal 30 September 2022, album teranyar Slipknot dirilis. Album berjudul The End, So Far ini dirilis di bawah bendera Roadrunner Records. Apakah lagu-lagu anyar Slipknot masih cadas dengan usia para personelnya yang makin menua?

The End, So Far merupakan album ketujuh Slipknot. Di dalamnya terdapat 12 lagu. Tiga di antaranya telah diperkenalkan lebih awal dan memiliki video klip. Ketiganya adalah The Chapeltown Rag, The Dying Song (Time to Sing), dan Yen.

Durasi album ini 57:31 dengan lagu berdurasi terpanjang, Medicine for the Dead yakni 6:16. Lainnya rata-rata empat menitan. Padahal dulu Slipknot suka menyisipkan lagu-lagu panjang seperti Iowa yang berdurasi 15 menitan.

Dalam album ini, Slipknot sepertinya melakukan banyak eksperimen. Lagu-lagunya tak seperti lagu Slipknot pada album-album awal sebelumnya yang bernuansa suram dan gelap. Album The End, So Far seperti melanjutkan album sebelumnya, We Are Not Your Kind (2109) dan album keempat, All Hope is Gone (2008). Iramanya brutal dan eksperimental.

Bagi yang suka dengan album-album awal Slipknot yang kelam, mungkin agak kecewa dan kurang puas dengan album teranyar ini di awal. Namun bagi yang suka melihat perkembangan band metal asal Iowa ini maka dalam album ini kita bisa melihat dinamika dan kematangan album ini. Dan jika didengarkan secara keseluruhan dan berulang, maka sebenarnya lagu ini adalah rangkuman perjalanan Slipknot selama ini. Unsur-unsur Slipknot dari album awal hingga sampai saat ini semuanya ada. Meski bukan lagu yang berunsur gelap. 

Oke album The End, So Far ini brutal, agresif, dan eksperimental. Lagu-lagunya sulit ditebak. Kadang-kadang ada yang brutal dan cadas, namun ada juga yang suasananya melankolis. Album ini disebut diperuntukkan untuk Joey Jordison, mantan anggota Slipknot yang meninggal pada Juli 2021.

Dua lagu, The Chapeltown Rag dan The Dying Song (Time to Sing) sudah pernah saya ulas di Kompasiana. Berikut ulasan The Chapeltown Rag (Slipknot Kembali Agresif) dan The Dying Song (Slipknot dan The Dying Song).

Mereka kerap mengubah topeng mereka (sumber gambar: NME) 
Mereka kerap mengubah topeng mereka (sumber gambar: NME) 

Tembang Adderall terpilih sebagai lagu pembuka. Seperti kebiasaan Slipknot, lagu pembuka biasanya banyak unsur instrumentalianya. Kali ini ada unsur elektronikanya. Ibaratnya lagu buat pemanasan sebelum memasuki tiga lagu unggulan seperti yang sudah kusebutkan di atas. Adderall sendiri adalah obat stimulus saraf untuk gangguan hiperaktif.

Lagu Yen menurutku memiliki sisi lembut di awal meski kemudian berubah menjadi cadas. Jika ditilik liriknya sepertinya ada unsur balas dendam dan kemarahan. Di sini gaya bernyanyi Corey begitu dinamis, seperti dalam album Iowa. Ia kadang-kadang seperti mengeluh, marah, dan tertawa menakutkan. Namun juga ada bagian ia bernyanyi dengan merdu. Lagu yang dinamis.

Tembang Hive Mind itu brutal seperti lagu dalam album awal Slipknot yang berjudul (sic). Dengarkan saja pakai earphone, tetangga kalian bisa kaget mendengarnya. Ini lagu kemarahan yang meluap. Ada kejutan menjelang bagian penutup lagu.

Lagu-lagu berikutnya juga cadas. Rupanya usia bagi Corey Taylor dkk hanyalah angka. Mereka tetap prima dan konsisten di jalur metal meski usia mereka rata-rata sudah di atas 50 tahunan.

Lagu Warranty agak melelahkan didengar. Tembang Medicine for the Dead menggunakan unsur elektronika dan samples, di mana merupakan peran dari Craig Jones dan Sid Wilson. Setelah mendengar Warranty, lagu ini jadi menenangkan.

Tembang Acidic memiliki musik unik di bagian awal dan akhir. Sedangkan tembang Heirloom dan H377 mirip dengan Warranty agak melelahkan didengar meski tak sebrutal Warranty.

Lagu De Sade ini memiliki nuansa seperti rock lawas 90an. Merdu, cadas, dan powerful. Lagu penutup, Finale di awal terasa balada. Namun kemudian tensinya terus menaik.

Secara umum album ketujuh ini tetap cadas dan brutal. Hanya beberapa lagu agak melelahkan didengar. Lagu Yen dan Finale adalah favoritku dari album ini.

Berikut video klip Yen yang memiliki unsur cult dan misterius. 


Favoritku masih album debut mereka disusul album Iowa. Lagu-lagu mereka yang gelap dengan intro panjang malah menarik dan cocok jadi trademark Slipknot.

Slipknot saat ini digawangi sembilan personel, enam di antaranya masih personel lawas seperti Sid Wilson (0), James Root (4),  Craig Jones (5), Shawn Crahan (6), Mick Thomson (7), dan Corey Taylor (8). Tiga lainnya merupakan personel anyar, seperti Alessandro Venturella (bas, piano), Jay Weinberg (drum), dan Michael Pfaff (perkusi, backing vocal).

Jadi penasaran bagaimana aksi mereka di Jakarta pada bulan Maret nanti. Moga-moga lagu-lagu tiga album awal lebih banyak dimainkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun