Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"KKN di Desa Penari" yang Dinanti-nanti, Seperti Apa Gerangan?

24 April 2022   06:42 Diperbarui: 26 April 2022   01:24 1574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar pukul 15.30 WIB penonton pun bersiap menyaksikan film versi uncut yang sudah dinanti-nanti ini. Oke aku ulas gambaran besarnya saja.

Cerita ini mengikuti alur kisah yang disampaikan SimpleMan, dengan dua sudut pandang yakni Nur dan Widya.

Dikisahkan kakak Ayu mengajak Ayu (Aghniny Haque) dan temannya, Nur (Tissa Biani) , menuju sebuah desa terpencil yang lokasinya di dalam hutan. Mereka perlu lokasi KKN dan sifatnya mendesak karena mereka ingin cepat lulus.

Desa tersebut hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau kendaraan roda dua. Di beberapa tempat masih ditempatkan sesajen membuat Nur bertanya-tanya.

Awalnya kepala desa, Pak Prabu (Kiki Narendra), keberatan menerima mereka. Namun karena bujukan Ayu maka ia menerima dengan persyaratan.

Poster film dan cuplikan adegan dalam trailer (sumber gambar: MD Pictures via Tribunnews) 
Poster film dan cuplikan adegan dalam trailer (sumber gambar: MD Pictures via Tribunnews) 

Singkat kata, pada kunjungan berikutnya mereka berenam bisa melakukan KKN di desa tersebut. Ada Ayu, Nur, Widya (Adinda Thomas), Bima (Achmad Megantara), Anton (Calvin Jeremy), dan Wahyu (Fajar Nugraha) .

Sejak awal kedatangan mereka, Widya sudah merasai sesuatu. Hingga gangguan supranatural dari sosok penari tersebut meningkat, membuat Nur cemas kepada kondisi Widya dan kawan-kawan.

SimpleMan dalam racikan bahasanya berhasil menebarkan rasa kengerian yang mendalam kepada membacanya. Ini sebuah beban dan tantangan yang berat bagi Awi Suryadi, sutradara film ini, agar dapat menerjemahkan bahasa tulisan tersebut menjadi visual yang apik.

Awi cukup berhasil menyampaikannya meski memang ada sejumlah keterbatasan. Hal ini memang sering dialami film yang mengadopsi kisah dari novel atau kisah populer, di mana penonton sebagian sudah membacanya dan menjadi membandingkan versi tulisan dan visual.

Dari segi sinematografi, angle kamera dan pewarnaan (grading), aku memberikan dua jempol. Bagian paling kusuka ketika Awi menunjukkan perjalanan para mahasiswa tersebut memasuki desa. Hutan ditampilkan dari beberapa sisi, termasuk dari atas. Aku jadi penasaran di mana lokasi syutingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun