Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bertanam, Hidup Minimalis, dan Adopsi Pohon Sebagai Langkah Mendukung Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   23:48 Diperbarui: 25 Oktober 2021   00:13 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran hutan juga sumber emisi karbon yang besar | sumber gambar: Pixabay.com/ Gerd Altmann 

Sebenarnya apa sumber dari emisi karbon?

Emisi karbon dilansir dari web sustaination merupakan "gas hasil dari berbagai aktivitas pembakaran senyawa-senyawa yang mengandung karbon".

Emisi karbon ini selain berasal dari pembakaran di dunia industri juga dilakukan oleh aktivitas manusia, seperti berkendara dengan bahan bakar fosil, menggunakan energi listrik yang sumber energinya dari bahan bakar fosil, menggunakan kertas, dan masih banyak lagi.

Lantas bagaimana menguranginya apakah dengan mengurangi pergerakan dan aktivitas manusia? Isu utamanya sebenarnya bukan dari pergerakan dan aktivitas, melainkan bahan bakarnya.

Apabila bahan bakarnya energi baru dan terbarukan maka tak masalah untuk sering bepergian. Atau sebagai langkah kongkret menguranginya untuk kondisi saat ini, yaitu dengan menggunakan kendaraan umum seperti kereta dan bus atau dengan mengurangi bepergian seperti bekerja dari rumah yang mulai jamak pada masa pandemi ini.

Cara lainya yaitu dengan cara menyerap emisi karbon tersebut yaitu dengan mencegah kebakaran hutan dan deforestasi, dan tentunya dengan memperbanyak area hijau.

Kebakaran hutan juga sumber emisi karbon yang besar | sumber gambar: Pixabay.com/ Gerd Altmann 
Kebakaran hutan juga sumber emisi karbon yang besar | sumber gambar: Pixabay.com/ Gerd Altmann 

Bagaimana dengan lingkup rumah tangga, apa yang bisa dilakukan?

Harga panel surya atap masih mahal dan memerlukan kemampuan untuk memasangnya. Tapi beberapa tahun ke depan, hal ini akan semakin memungkinkan. Dan siapa tahu bisa jadi tren tersendiri.

Saya sendiri termasuk yang masih pemula dalam urusan berkontribusi menurunkan emisi karbon. Untungnya saat ini pekerjaan masih dilakukan dari rumah (WFH) sehingga lebih banyak di rumah dan tidak banyak bepergian.

Ya, ini sisi lain dari pandemi, yang membuka kemungkinan untuk bekerja dari rumah dan rupanya bisa untuk sebagian bidang pekerjaan, seperti saya yang bekerja di bidang teknologi informasi. Pasangan juga demikian, hanya tiga hari seminggu ia bekerja di kantor, sehingga jejak karbonnya lebih sedikit dibandingkan biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun