Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kutitipkan Rindu dan Perhatian Lewat Kiriman Bingkisan

31 Desember 2020   23:48 Diperbarui: 31 Desember 2020   23:55 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkirim paket dan dihias itu menyenangkan (dokpri)

Lebaran lalu kami batal pulang kampung, meski tiket pulang pergi sudah dibeli jauh-jauh hari. Kecewa? Iya. Tapi apa boleh buat, rencana pun kami berdua ubah. Kami memesan sesuatu yang istimewa untuk yang nun jauh di sana. Sebagai pengganti rindu dan perhatian buat orang tua dan saudara di Malang, kami gantikan dengan mengirimkan bingkisan.

Aku suka membungkus hadiah. Waktu dulu masa sekolah dan kuliah, aku suka sekali mengumpulkan kertas kado. Lalu kucoba berkreasi membungkus dengan kertas kado dan pernak-pernik lainnya, seperti pita. Dulu aku dan kakak juga pernah mencoba-coba membuat kotak kado dari adonan bubur kertas bekas. Memilih-milih barang lalu membungkusnya dengan penuh kreasi itu sungguh menyenangkan.

Yang tak kalah menyenangkan ketika bingkisan tersebut dibuka. Reaksi orang-orang ketika mendapat bingkisan itu juga menyenangkan. Apalagi jika bingkisan tersebut merupakan sebuah kejutan dan berupa sesuatu yang mereka inginkan. Aku sendiri juga suka mendapat bingkisan dan kejutan, jadinya aku menebak-nebak mereka yang kuberikan bingkisan mungkin juga akan menyukainya.

Kini ketika bekerja dan merantau ke ibukota otomatis aku berjauhan dengan orang tua, sanak saudara, dan kawan-kawan semasa sekolah. Ada kalanya aku merindukan mereka, apalagi pada masa pandemi ini ketika sulit kemana-mana. Ingin pulang ke kampung halaman, tapi rasanya was-was. Jangan deh nanti di perjalanan bisa kenapa-kenapa.

Setelah lebaran gagal pulang, kami berdua merencanakan pada bulan Oktober untuk ke Malang. Tapi nyatanya pandemi juga tak kunjung berakhir. Akhirnya gagal lagi pulang ke kampung halaman. Kami harus bersabar demi kesehatan diri kami dan sanak saudara yang akan kami jumpai.

Akhirnya kami kembali menggunakan bingkisan untuk menunjukkan perhatian dan menitipkan salam rindu ke keluarga di Malang. Kami berkirim vitamin dan susu agar mereka selalu sehat. Di lain waktu kami berkirim kue dan pakaian, untuk hadiah ulang tahun dan sebagainya.

Jarak tak bisa menghentikan kami untuk berbagi kebahagiaan dengan memberi hadiah dengan pengiriman paket. Kami berdiskusi berdiskusi barang apa saja yang akan kami kirim, apa sih yang kira-kira diperlukan atau dinginkan mereka, lalu kami membahas jasa layanan ekspekdisi barang yang akan kami gunakan.

Yang paling menyenangkan ketika aku dikirimi pesan atau ditelpon bahwa mereka begitu senang menerima bingkisan tersebut. Apalagi jika keponakan ikut bernyanyi gembira mendapatkan bingkisan yang tak diduganya. Kebahagiaan itu menular, hanya bagi yang menerimanya, namun juga yang memberikannya.

Berbagi kado itu menyenangkan (dokpri)
Berbagi kado itu menyenangkan (dokpri)
Perasaan ini sama ketika kita menyantuni mereka yang tak beruntung. Ketika mereka senang, kita yang memberinya juga ikut bahagia.

Kebetulan JNE adalah penyedia jasa layanan yang paling dekat dengan rumah. Hanya sekitar 10 menit naik motor atau 30 menitan berjalan kaki menuju agen layanan pengiriman ini. Agen tersebut menjadi layanan kami selama bertahun-tahun.

Oleh karena saat ini masa pendemi, jika kami ke agen JNE tersebut, biasanya ada petugas yang mengatur antrian untuk masuk. Hanya tiga orang yang masuk di dalam counter, selebihnya antri di luar dengan menjaga jarak. Prosesnya cepat dan ada bukti resi di mana proses pengirimannya bisa dilacak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun