Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Angka-angka dan Kisah Bombastis yang "Dijual" Perencana Keuangan

18 Juni 2020   12:55 Diperbarui: 19 Juni 2020   03:53 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah-kisah investasi itu tak selalu indah (sumber gambar: Pexels/ Photo by Miguel . Padrin)

Lingkungannya juga membuat ia menerapkan standar tinggi, rumah sekian M, pendidikan kelas satu buat anaknya, dan fasilitas kesehatan nomor satu buat keluarganya.

Ada dua hal yang bisa didapat dari cerita-cerita seperti ini, terdorong untuk sukses dan bekerja di tempat yang elit seperti itu dan kedua malah merasa drop. Ketika ia membandingkan pencapaian dirinya dengan kisah-kisah tersebut ia merasa tidak ada apa-apanya.

Setidaknya ada tiga hal yang kusoroti dari beberapa hal yang biasa dijual oleh perencana keuangan. Yang pertama, hidup itu ada dua pilihan, dibuat mahal atau dibuat wajar. Ada sebagian kalangan masuk ke dalam sandwich generation, mereka perlu dibantu agar bisa hidup layak untuk dirinya sendiri.

Dan yang ketiga, investasi saham dan reksadana non pasar uang saat ini juga tidak selalu memiliki cerita indah.

Hidup di Kota Besar Tak Selalu Mahal

Dari pengalaman merantau di Surabaya dan Jakarta sejak masa kuliah, hidup di kota besar itu yang seram adalah godaan gaya hidupnya. Singkirkan rasa gengsi dan keinginan muluk-muluk, maka hidup di kota besar itu juga tidak selalu mahal.

Ongkos naik KRL atau TransJakarta termasuk tidak mahal, kecuali jika memang naik taksi setiap hari. Makan siang dengan bekal sendiri juga pastinya lebih berhemat daripada setiap siang bersantap di kafe aesthetic. Olah raga di rumah atau di taman pastinya gratis daripada di fitness centre.

Kos di daerah Jakarta juga masih ada yang di bawah Rp 1 juta, asal mau mencuci baju sendiri dan tidak menggunakan AC. Ingin belajar macam-macam untuk menambah wawasan juga sudah banyak tersedia kursus daring gratis. Asal tidak setiap hari menyantap makanan di luar, ngupi cantik, dan jajan maka biaya bulanan di kota besar juga masihlah wajar.

Jangan keseringan makan di luar, sesekali tidak apa-apa sih apalagi kalau ada diskonan hehehe (sumber: dokpri)
Jangan keseringan makan di luar, sesekali tidak apa-apa sih apalagi kalau ada diskonan hehehe (sumber: dokpri)

Perjuangan Kalangan Sandwich Generation

Di kalangan kaum dewasa yang baru bekerja sebagian adalah sandwich generation. Kondisinya terjepit. Di satu sisi ia menghidupi dirinya sendiri, sisi lainnya ia memiliki beban menghidupi kedua orang tuanya maupun saudara-saudara lainnya. Kondisi ini rata-rata umum terjadi di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun