Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pesan Misterius

23 November 2018   21:23 Diperbarui: 23 November 2018   21:47 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota rombongan (dok. Kompasiana)

Lukman menjawab Fred sakit perut dan ijin buang air besar. Ia membawa senter, tongkat, dan peluitnya sehingga tidak perlu dicemaskan.

Sudah 15 menit berlalu seharusnya Fred sudah kembali. 

Kanaya nampak gelisah. Ia memohon agar ada yang menggunakan hape sebagai senter. Ia takut gelap. Her juga nampak kalut ia berkali-kali memeriksa bagasi. Entah apa yang dicarinya. Kevin yang tadi lincah juga mulai sesak nafas. Ia mengikuti hiking ini sebagai salah satu terapi asmanya.

Kemudian terdengar bunyi peluit samar-samar. Itu mungkin Fred. Apa yang terjadi?

Rama merasa gelisah. Ia tahu ia harus segera mengambil keputusan. Belum putus rasa terkejutnya, Anggi berteriak. Ia tergelincir dan kakinya terkelilir. Prita yang tak jauh dari posisinya tergelincir pun berupaya menolongnya. Dibantu oleh Her, ia membantu Anggi untuk berjalan. Anggi bercerita jika ia senang sekaligus terkejut melihat seekor kuskus yang lucu. 

Rama memutuskan ia yang akan mencari Fred. Ia cukup kenal hutan ini. Lukman mencegahnya, mengingatkan posisinya sebagai ketua rombongan. Ia yang akan mencari Fred. Kevin menangis dan Prita nampak was-was. Melihat itu Rama menjadi semakin ragu. Lalu hatinya berdebar-debar. Debaran yang aneh.

Her mendekat. Ia yang akan mencari Fred. Ia juga pernah hiking di hutan ini. Hape Prita dibawa Her. Sebelum Her berangkat, Rama meminta ijin ke Prita untuk mengirim sebuah pesan karena hanya hape Prita yang masih terkoneksi internet.

Kenapa Fred tidak menyalakan senternya sehingga memudahkan Her menemukannya? Rama bertanya-tanya. Lalu harapan itu hadir ketika deru motor terdengar. Rama bercerita singkat ke Gilang. Ia lalu menunjuk Anggi menjadi penumpang pertama Gilang. 

Sementara itu, Fred dan Her belum juga kembali. Rama mencoba menelpon Her. Nomor di luar jangkauan area. 

Kevin dan Kanaya nampak lapar. Rama membuka satu boks makanan agar mereka makan bersama. Satu boks lainnya disantap Lukman dan istrinya.

Mesin motor itu kembali terdengar. Rama menyambut kawannya itu dengan gembira. Kali ini giliran Kanaya. Kanaya nampak cemas. Ia tak suka gelap dan takut dengan alam liar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun