Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Masjid Tiban yang Menggugah Ingin Tahu

28 Juli 2015   16:03 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:55 2918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Masjid Tiban dari Mulut Gang"][/caption]

Sudah lama saya mendengar tentang keberadaan suatu masjid megah yang juga disebut masjid ajaib di Kabupaten Malang. Disebut masjid ajaib dan masjid tiban karena masjid megah ini nampak sekonyong-konyong hadir. Ada juga yang menyebut-nyebut pembangunannya dibantu jin. Ada-ada saja, tapi membantu rasa penasaran saya untuk melongok tempat ini.

Kami bertiga berangkat pukul 09.00 dari pusat kota Malang. Setelah melihat alamat Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang berlokasi di Masjid Tiban tersebut, maka saya menyesuaikan rute perjalanan dengan dibantu google maps. Kami melewati PG Kebun Agung, PG Krebet, dan daerah persawahan Turen. Saat tujuan sudah dekat yaitu Desan Sananrejo, Turen, saya heran petunjuknya mengarah ke sebuah gang. Suami pun menepikan kendaraan hendak bertanya ke warga setempat. Eh tak lama ada bus wisata masuk ke gang tersebut. Jadi rupanya akses ke masjid tersebut melewati gang tersebut.

Gang tersebut tidak terlalu lebar dan merupakan pemukiman warga yang padat. Ooh makanya mereka terheran-heran melihat adanya masjid besar di perkampungan yang seolah-olah langsung jadi.

[caption caption="Masjid Besar nan Megah"]

[/caption]

Kami melewati gerbang masuk dan diminta untuk parkir di halaman belakang dan mendaftar terlebih dahulu di pos informasi. Dari gang sebenarnya sudah terlihat masjid megah yang seolah menyambut kami. Dan ketika masuk ke lokasi masjid ini, saya cukup takjub melihat luasnya kompleks masjid ini.

 [caption caption="Halaman Masjid yang Luas nan Asri"]

[/caption]

Di dalam kompleks ini selain masjid utama,ada juga masjid di sekelilingnya yang berukuran kecil. Ada juga pemakaman, kantin, dan juga tempat untuk bercengkrama. Kami bergegas mencari pos informasi untuk absen terlebih dahulu. Sambil melangkah saya melirik jam di ponsel. Eh baru jam 10.00, jadi perjalanan tidak terlalu lama hanya berkisar satu jam.

 [caption caption="Lokasi Parkir yang Luas"]

[/caption]

[caption caption="Duduk-duduk di Halaman Belakang"]

[/caption]

Di pos informasi kami diminta menyebutkan jumlah rombongan. Tidak ada tiket masuk, kami hanya diminta menjaga ketenangan karena masjid ini sebenarnya adalah pusat pendidikan pesantren yang memiliki makna Laut Madu dan juga tempat ibadah.

 [caption caption="Bercengkrama di Halaman Depan"]

[/caption]

Di salah satu gapura, nampak beberapa petugas yang mengecat. Wah untuk kompleks pesantren sebesar ini, pemeliharaannya pasti menelan dana dan tenaga manusia cukup besar, ujar saya dalam hati. Di halaman ini juga ada beberapa tempat istirahat yang semuanya ditata rapi dan bersih.

 [caption caption="Arsitektur yang Unik"]

[/caption]

[caption caption="Interior Masjid Tiban"]

[/caption]

[caption caption="Ruang Sholat yang Sejuk"][caption caption="Ruang Sholat yang Sejuk"]

[/caption][/caption]

Setelah masuk ke dalam masjid, harus saya akui interiornya memang cantik. Gado-gado, tapi tetap cantik. Ada nuansa arsitektur Timur Tengah, India, candi nusantara, dan juga Tiongkok. Di salah satu bagian ada taman yang membuat tempat ibadah ini nampak alami. Eits ada juga wahana akuarium di sini dengan ikan berwarna-warni.

 [caption caption="Sudut Hijau"]

[/caption]

[caption caption="Ruang Akuarium"]

[/caption]

Ada beberapa bagian yang menjadi ruang beristirahat. Ya bangunan ini luas sehingga untuk berkeliling bisa menguras tenaga. Ruang istirahat ini dipisahkan untuk perempuan dan pria. Di salah satu ruang beristirahat ada perabotan dan hiasan yang penuh ukiran.

 [caption caption="Ruang Tunggu Penuh Ukiran"]

[/caption]

Oleh karena banyak sudut cantik di kompleks masjid ini tak heran jika banyak pengunjung yang asyik berfoto-foto. Banyak juga yang membawa anak kecil dan mereka asyik berlarian. Hemmm makanya pengurus di ruang informasi tadi mengingatkan ke pengunjung untuk tetap menjaga ketenangan.

 [caption caption="Foto Dulu Yuk"]

[/caption]

[caption caption="Pose Dulu Ah"]

[/caption]

Di dalam masjid ini ada beberapa toilet yang bersih. Ada juga kolam dan permainan untuk anak-anak. Saya juga melihat ada kolam yang di bagian dasarnya penuh uang logam. Hemm apa maksudnya ya?

 [caption caption="Kolam Penuh Koin"]

[/caption]

Kami kemudian naik tangga. Liftnya saat itu tidak berfungsi. Ooh saya baru tahu mengapa alas kaki perlu dibawa dengan tas plastik. Selain tidak ada loker penyimpanan, pengunjung perlu alas kaki karena di beberapa bagian di lantai atas masih bersemen dan berdebu. Masjid ini belum sepenuhnya jadi.

 [caption caption="Gua Buatan"]

[/caption]

[caption caption="Seperti Dalam Gua"]

[/caption]

Di bagian atas, ada yang dibentuk seperti gua dan ada gua buatan seolah-olah gua hira, tempat nabi Muhammad mendapatkan wahyu. Di sini bisa terlihat menara-menara tinggi yang cantik.

 [caption caption="Intip Menara"]

[/caption]

[caption caption="Menara-menara"]

[/caption]

Eh di lantai berikutnya ada pusat suvenir. Rupanya masjid ini memadukan wisata religi dan juga wisata belanja. Ada yang menjual sandal, minyak wangi, sarung, sajadah, tasbih, dan suvenir lainnya. Pusat suvenir ini juga ada di lantai dasar. Setelah lantai berisi toko-toko, kami menjumpai kolam ikan dengan batu pijakan. Kami harus menyebrang dengan batu pijakan ini untuk kemudian naik tangga menuju lantai berikutnya.

 [caption caption="Deretan Penjual Suvenir"]

[/caption]

[caption caption="Batu Pijakan untuk Menuju Tangga ke Lantai Berikut"]

[/caption]

Total ada 10 lantai. Dari lantai 1-6, bangunan masjid ini sudah rapi dan nyaman. Namun untuk lantai 7-10 bangunannya nampak masih setengah jadi. Ada beberapa kabel yang belum rapi dan membuat saya was-was tersetrum. Ada juga tangga yang cukup curam dan tinggi sehingga membuat kami was-was dan memilih jalan berputar mencari tangga yang lebih aman.

Di lantai-lantai atas, pengunjung bisa melihat pemandangan dengan menara, kubah, dan tiang masjid yang elok. Di lantai atas juga terdapat kandang monyet yang sayangnya nampak kurang terawat dan monyetnya nampak lapar dan haus.

Melihat adanya bagian yang masih setengah jadi, saya maklum, bangunan megah ini pasti menyedot dana besar baik untuk pembangunan maupun untuk perawatan. Meski ada kotak donasi dari pengunjung, saya rasa perolehannya masih belum cukup kecuali ada donatur-donatur yang bersedia menanggung biaya perawatannya.

Saya rasa pemerintah kabupaten Malang bisa membantu untuk dana pemeliharaan Masjid Tiban alias Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah ini. Toh masjid ini sudah menjadi salah satu daya tarik Kabupaten Malang selain wisata pantainya. Apalagi masjid ini memiliki konsep yang menarik, memadukan wisata religi, kultur,dan juga pusat oleh-oleh. One Stop Travelling. Konsep wisatanya sudah bagus, hanya pengunjung dan pengelola masjid tetap perlu ingat jika masjid ini adalah pesantren, tempat menimba ilmu agama. Alangkah baiknya juga dikembangkan wisata edukasi agama yang dikemas menarik untuk pengunjung anak-anak dan juga kaum dewasa. Kelas dongeng singkat tentang kisah nabi dan walisongo buat pengunjung anak, misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun