Saat aku mulai menerima bahwa fase ini adalah bagian alami dari perjalanan hidup, beban itu terasa lebih ringan. Menulis bukan lagi sekadar pekerjaan, tapi terapi jiwa. Setiap kata menjadi cara untuk mengenali diri---bahwa aku masih sama, hanya sedang berproses menjadi versi yang lebih lembut dan bijak.
Perimenopause bukan akhir dari produktivitas. Ia hanyalah bab baru dalam hidup seorang ibu penulis lepas yang sedang belajar berdamai dengan tubuhnya. Karena di setiap perubahan, selalu ada ruang untuk tumbuh.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI