Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan Bersama Bata: Merek Sepatu Sandal yang Pabriknya Ditutup Karena Merugi

6 Mei 2024   08:21 Diperbarui: 6 Mei 2024   08:22 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @batabrand

Setiap produk memiliki cerita dan kenangan tersendiri dalam hidup kita. Begitu juga dengan sepatu sandal dari merek Bata. Namun, belakangan ini, kabar mengejutkan datang bahwa perusahaan tersebut harus menutup pintu karena merugi. 

Saya yakin merek Bata ini menempati sudut tersendiri dalam memori. Karena sadar atau tidak sepatu sandal Bata yang mungkin telah menjadi bagian dari perjalanan hidup kita. Setidaknya di ingatan saya, Bata merupakan brand lokal yang keren dan harus pernah beli. 

Karena namanya 'Bata' yang lebih dikenal sebagai bagian dari material bangunan, pasti lebih melekat di ingatan. Padahal, aslinya, nama Bata itu bukan berasal dari Indonesia. 

Dikutip dari berbagai sumber, sepatu Bata bukanlah produk dalam negeri, melainkan produk Eropa tepatnya dari Ceko. Kata "Bata" justru diambil dari pendiri sekaligus pembuatnya, yakni Tomas Bata.

Tomas adalah pengusaha asal Ceko. Bermodalkan pinjaman ibu sebesar US$ 350, dia dan saudara-saudaranya mendirikan pabrik sepatu Bata di Zlin pada 24 Agustus 1894.

Tercatat dia mengunjungi New England (Amerika Serikat/AS) untuk belajar membuat sepatu dengan mendaftarkan diri menjadi buruh sepatu pabrik. Barulah ketika sudah cukup ilmu dia kembali ke Ceko untuk mempraktikan seluruhnya.

Beruntung, ketika dia pulang kampung, Eropa mengalami perang yang dikenal sebagai Perang Dunia I (1914-1918). Berkat peristiwa itu, Bata mendapat order sepatu tentara dalam skala besar.

Bata memulai dari Swiss, lalu ke Inggris, Prancis, Belanda, Kanada, sampai negeri di Timur bernama Hindia Belanda. Jejak Bata di Hindia Belanda terdeteksi pada 1931 lewat pendirian gudang impor sepatu Bata di Tanjung Priok.

Keluarga memperkenalkan sepatu dan sandal merek Bata itu biasanya untuk kebutuhan Lebaran. Karena untuk sekolah, sudah ada sepatu wajib yang harus dipakai. Tentunya, jauh lebih murah dari Bata. 

Semasa kuliah, saya sanggup mengumpulkan uang dan mampu membeli alas kaki dari Bata. Biasanya pilihan saya itu sepatu sandal Bata, karena semi terbuka sehingga kaki saya tidak kegerahan. Tali sandalnya saya pilih yang elastis. Alasnya juga elastis dan cukup tebal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun