Mohon tunggu...
Sridewanto Pinuji
Sridewanto Pinuji Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Blog

Penulis untuk topik kebencanaan dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Atasi Macet Jakarta: dari Kompetisi ke Kolaborasi

11 November 2017   07:28 Diperbarui: 11 November 2017   07:38 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompetisi di Jalanan Jakarta

Kemacetan yang terjadi di Jakarta disebabkan karena banyak hal. Di antara penyebab tersebut, pertama adalah karena tidak seimbangnya panjang jalan dan jumlah kendaraan. Terlalu banyak kendaraan yang melintasi jalanan Jakarta yang pendek. Laju pertumbuhannya pun sangat timpang, panjang jalan tumbuh 0,01% per tahun, sementara jumlah kendaraan melaju pesat dengan 12% per tahun.

Penyebab kemacetan yang kedua adalah banyaknya pembangunan yang terjadi di jalanan Jakarta. Sedikitnya tercatat ada enam proyek jalan yang sedang berlangsung di Jakarta dan memperparah kemacetan yang terjadi.

Dua penyebab di atas masih ditambah dengan kegamangan pemerintahan baru DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan kemacetan ini. Sebagai contoh adalah pernyataan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, ketika ditanya solusi mengenai kemacetan. Jawaban yang beliau sampaikan membingungkan dan belum menyelesaikan persoalan. Anda bisa melihat video wawancara dengan beliau di sini.

Pengguna kendaraan pribadi juga harus dihadapkan pada berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi macet, namun mengandung ketidakjelasan. Sebut saja kebijakan ganjil genap, jalur yang tidak boleh dilalui sepeda motor, aturan three in one, dan sebagainya. Berbagai aturan tersebut diberlakukan hanya di ruas tertentu saja dengan waktu berlaku aturan yang khusus pula. Bayangkan Anda seorang pendatang dari luar Jakarta dan menggunakan kendaraan pribadi serta tidak memahami berbagai aturan tersebut, apa yang kira-kira akan terjadi?  

Selepas mengarungi kemacetan di jalan dan sampai di tempat tujuan, Anda pun akan dihadapkan pada permasalahan yang lain lagi, yaitu mencari tempat parkir. Tidak semua gedung memiliki tempat parkir yang memadai. Sebagai akibatnya, maka banyak pemilik kendaraan yang parkir di tempat yang tidak seharusnya. Tidak jarang, ada razia di tempat ini dan kendaraan Anda pun bisa menjadi salah satu korbannya.

Dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa hidup di Jakarta adalah kompetisi, terutama bagi mereka pengguna kendaraan pribadi. Begitu keluar dari rumah, Anda sudah dihadapkan dengan persaingan keluar dari kompleks perumahan. Berlanjut ke jalan raya yang lebih lebar, di sini pun terjadi kompetisi, bahkan lebih garang manakala semua pengguna jalan ingin bersicepat ke tempat tujuan. Sampai di tempat tujuan, lagi-lagi Anda harus berlomba untuk mencari tempat parkir. Kondisi ini diilustrasikan dengan sangat tepat pada video berikut ini:


Dari Kompetisi ke Kolaborasi

Melihat kompleksnya persoalan kemacetan, upaya pemerintah daerah yang kurang maksimal, peraturan yang tidak jelas, dan kompetisi di antara pengguna jalan, maka para pengguna kendaraan di Jakarta perlu mencari langkah mandiri untuk sedikit meringankan persoalan macet tersebut. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengubah dari kompetisi menjadi kolaborasi.

Kolaborasi atau kerja sama di antara warga dapat dilakukan dengan metode car-pooling atau car sharing. Metode ini mendorong orang untuk berbagi pakai kendaraan bagi mereka yang berasal dari satu tempat yang sama dan memiliki kesamaan arah dan tujuan.

Metode berbagi kendaraan ini sangat penting untuk dilakukan karena berbagai keuntungan yang ditawarkan. Pertama, metode ini membantu mereka yang tinggal di tempat jauh dan  belum terlayani oleh fasilitas transportasi massal. Kedua, pengguna transportasi massal sering mengeluh karena kurang nyaman. Dengan berbagi kendaraan ini, maka kenyamanan pengguna pun dapat dicapai. Sebagai contoh, mereka tidak perlu antri berlama-lama untuk naik kendaraan atau menunggu di halte tanpa kepastian.

Keuntungan ketiga dengan melakukan kolaborasi antara pengguna kendaraan pribadi adalah dari sisi ekonomi. Para pengguna dapat melakukan iuran untuk pembelian bahan bakar dan tol, sehingga lebih hemat.

Keuntungan keempat adalah bagi lingkungan. Berbagi kendaraan dengan orang lain berarti mengurangi jumlah kendaraan yang melintasi jalanan. Tindakan ini pada gilirannya akan mengurangi jumlah polusi dan emisi dari kendaraan. Dengan demikian, pelaku car-pooling dan car sharing telah berpartisipasi untuk mengurangi risiko dan dampak perubahan iklim dan pemanasan global. Tanpa sadar, Anda turut berpartisipasi meredakan konflik, menghindari bencana kelaparan, dan melestarikan keanekaragaman hayati di belahan lain dunia.

Tantangan Berkolaborasi

Melaksanakan kolaborasi untuk berbagi kendaraan bisa jadi mengalami kendala karena beberapa hal berikut ini.

Anda barangkali sudah memiliki ide dengan siapa saja akan melakukan car-pooling dan sharing. Bisa jadi teman-teman terdekat atau tetangga kompleks. Namun, tidak jarang Anda memiliki jadwal yang berbeda karena penugasan kantor, rapat di tempat lain, keperluan yang lain, atau karena terlambat dari waktu kumpul yang ditentukan.

Pada kondisi demikian, apa pilihan yang Anda punya?

Pertama, Anda dapat beralih ke moda transportasi massal. Namun, bagaimana kalau tempat tinggal Anda tidak dilintasi layanan transportasi massal tersebut sementara Anda pun tak suka karena harus antri dan tidak bisa mentolerir halte yang panas?

Kedua, menggunakan jasa konvensional seperti ojek dan taksi. Tetapi, lagi-lagi Anda tidak nyaman dengan harganya yang tidak jelas atau bahkan mahal.

Ketiga, Anda dapat menggunakan layanan transportasi dalam jaringan berbasis aplikasi. Keuntungan menggunakan layanan ini adalah adanya kepastian dalam harga serta kenyamanan karena tidak harus menunggu terlalu lama.

Salah satu penyedia layanan berbasis aplikasi, yaitu Uber, bahkan telah mengembangkan UberPOOL. Sistem ini memungkinkan Anda untuk berkolaborasi dengan penumpang lain yang memiliki tujuan searah untuk memanfaatkan layanan Uber dalam satu mobil. Manfaatnya, Anda lebih hemat karena UberPOOL memiliki sistem perhitungan biaya sendiri yang lebih rendah dari UberX---layanan semacam taksi konvensional dari Uber. Tetapi yang lebih utama, Anda telah mengurangi jumlah mobil yang bergerak di jalanan. Dengan begitu, maka Anda pun telah mengurangi kemacetan jalanan di Jakarta serta mengurangi polusi. Selamat mencoba UberPOOL.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun