Mohon tunggu...
Dewa Gilang
Dewa Gilang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Single Fighter!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hati-hati Menukil Hadist: Nabi Bukan Pedofilia!

14 Juni 2012   02:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

William Montgomary Watt, seorang orientalis, pernah berkata bahwa tak ada tokoh sejarah yang paling banyak menuai fitnah kecuali Muhammad Saww. Mengenai hal ini Karen Armstrong, dalam bukunya Muhammad Sang Nabi, memberikan gambaran tentang bagaimana pandangan masyarakat Eropa terhadap Nabi Saww, terutama sekitaran abad 9-10 M.

Karen menulis bagaimana Nabi Muhammad Saww digambarkan sebagai tukang tipu, tukang obat yang menobatkan dirinya sebagai Nabi untuk menipu dunia. Nabi Saww juga digambarkan sebagai seorang maniak yang bergelimang berbagai penyelewengan yang menjijikan. Bahkan hingga abad 12 M-pun Nabi masih digambarkan sebagai sosok monster yang bernama Mohamet, dan digunakan oleh para ibu untuk menakut-nakuti anaknya. Sebagian ada yang menyebut Nabi Saww sebagai setan bernama Mahound (dikemudian hari Salman Rusdhie mengarang novel "satanic Verses" dengan tokoh Mahound sebagai tokoh utama).

Perlu dicatat bahwa pada masa-masa tersebut, sama sekali tidak ada tuduhan atau penggambaran kepada sosok Nabi Saww sebagai penganut pedofilia (pelaku perbuatan asusila terhadap anak di bawah umur). Hal ini mungkin disebabkan karena pada saat itu pernikahan dengan wanita berusia dini kerap terjadi dan dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Isu Nabi Saww pedofilia justru muncul dan menyebar untuk pertama kalinya setelah tragedi WTC pada tanggal 11-september atau yang lebih dikenal dengan "The Black September". Seiring kemajuan tekhnologi, isu ini masuk ke Indonesia melalui blog abal2 yang bertujuan memecah belah kerukunan antar umat beragama di Indonesia, semisal F***** F******. Dan Teman2 yang lebih senior bahkan pernah berdiskusi dengan cara2 yang elegan, dengan mengedepankan berbagai bukti, daripada satu bukti yang kemudian dipelintir sedemikian rupa, dengan akun Pujangga Langit. Tapi hasilnya, seluruh pembelaan kami dihapus oleh admin blog tersebut, yang hingga detik ini masih menjadi misteri.

Kami pada waktu itu mengajukan 24 argumen untuk membantah pernikahan Nabi Saww dengan Ibunda Aisyah, yang katanya terjadi pada umur 6 tahun dan digauli pada umur 9 tahun. Argumen tersebut kami peroleh dari berbagai artikel dan argumen yang diajukan oleh Hazrat Allama Mohammad Habibur Rahman Kandhalwi (almarhum), yang dikenal sebagai salah seorang ulama yang unggul di India-Pakistan. Dan kali ini saya akan ajukan satu dari 24 argumen yang pernah kami pakai untuk membantah usia pernikahan dini Ibunda Aisyah dengan Nabi Muhammad Saww.

1. Hadist yang menyatakan pernikahan dini antara Nabi Saww dengan Ibunda Aisyah banyak tersebar dalam beberapa kitab hadist, dan salah satunya ialah hadist yang tercantum dalam shahih Bukhari. Dan dalam seluruh kitab2 tersebut sama sekali tidak ada bukti bahwa riwayat pernikahan dini Nabi Saww dengan Ibunda Aisyah berasal dari pengakuan Nabi Saww atau Aisyah Ra, melainkan dari seorang perawi yaitu Urwah Ibn Zubair.

Kita perlu garisbawahi bahwa Urwah adalah seorang Tabi'in (generasi kedua). Jadi menurut disiplin ilmu hadist, riwayat Urwah ini dikategorikan sebagai hadist yang "mauquf", yakni terputus jalur periwayatannya atau dengan kata lain tidak sampai kepada nabi Saww. Sehingga riwayat pernikahan dini antara Nabi Saww dengan Ibunda Aisyah akan lebih dianggap sebagai cerita sejarah dibandingkan hadist, hingga ada ulama yang mampu membuktikan bahwa jalur riwayat hadist tersebut bersambung (muttasil) kepada Nabi Saww. Dan menolak hadist yang terputus bukanlah sebuah kesalahan, terlebih dosa, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama.

2. Diantara seluruh hadist tentang pernikahan dini Nabi Saww dengan Ibunda Aisyah ra, terselip satu nama yaitu Hisyam Ibn Urwah. Hisyam sendiri adalah anak daripada Urwah. Mengenai Hisyam, Adz-Dzahabi dalam kitab Mizan Al-I'tidal juz: 4 (lihat pada Hisyam Ibn Urwah), menyatakan bahwa Hisyam adalah periwayat hadist yang terpercaya, tetapi ia menjadi pikun ketika pindah ke Iraq. karenanya seluruh riwayat Hisyam ketika berumur 71 tahun, yaitu ketika Beliau di Iraq, wajib dipertanyakan kembali keakuratannya.

Dengan keterangan Adz-Dzahabi ini, maka sangat mungkin Hisyam -maaf- salah ketika menyebutkan umur Aisyah. Mungkin Hisyam ingin menyebutkan 16, tetapi karena kepikunan Beliau, maka yang terlontar adalah 6. Riwayat pernikahan dini merupakan salah satu dari 3 riwayat Hisyam yang dipertanyakan kembali oleh para ulama Islam. Salah satunya ialah mengenai Nabi Saww terkena sihir oleh orang Yahudi. Dan itu tak akan dibahas panjang lebar di sini. Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut, silahkan lihat kitab karya Adz-Dzahabi yaitu Tahdzhib At-Tahdzib pada Juz:11. Dan Muhammad Abduh, sebagaimana dinukil oleh muridnya -Rasyid Ridha dalam tafsir Al-Manar, menolak riwayat tentang Nabi Saww yang terkena sihir.

Karenanya semoga dengan artikel ini, kita bisa melihat lebih jernih mengenai riwayat2 yang menceritakan tentang pernikahan dini antara Nabi Saww dengan Ibunda Aisyah Ra. Kita tidak perlu melakukan cara2 -maaf- konyol, seperti yang diusulkan oleh Kompaisoner Ibrahim, karena terbukti para ulama telah sejak dulu membantah hadist tersebut.

Ya Allah.....Saksikanlah....Betapa kami yang hina ini memulaikan Nabi-Mu. Ya Rassulallah.....Saksikanlah dan semoga Engkau menerima kami di hari akhir nanti dengan Syafaat-Mu.

Mencapai ketinggian dengan kesempurnaannya.

Menyingkap kegelepan dengan keindahannya.

Sungguh indah perilakunya.

Sampaikan salam padanya dan keluarganya.

Salam pentungan.

Selamat menikmati hidangan. nantikan artikel saya: Titik temu Islam dan Kristen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun