Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lucretia Antara Dua Bayang Kehidupan

23 Februari 2024   21:06 Diperbarui: 23 Februari 2024   21:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lucretia Antara Dua Bayang Kehidupan
DN Sarjana

Lucretia van der Maas
Gadis berkulit putih bak pualam, bermata biru laut
Terjebak dalam dua sisi kutub pergulatan pikiran
Terrkadang cemburu membuncah saat mata menatap Catia perempuan budak  Batavia sebagai gadis kelas dua budak jelaka.

Sebetulnya Lucretia tidak ingin terlalu akrab dengan Catia. Baginya, Catia tetaplah kaum budak dan tak sejajar dengannya. Namun, sebagai penganut kasih Kristus, tentu ia harus berbelas kasih kepada kaum rendahan.

Selasa pagi 7 Juni 2023
Lucretia van de Maas merasa geli menerima kiriman sayur gadis budak tapi ia harus tetap melayani suaminya tetapi lembar surat itu menghantuai pikirannya.

Lucretia melepas kepenatan pikirannya berdandan membalut tubuhnya agar terhindar dari sengatan mentari Batavia yang garang. Tapi kali ini ia melupakan rayuan kata Bastian yang membuatnya jatuh cinta karena Lucretia menyadari kulitnya seperti mayat putih lesit.

Dimanjakan tubuhnya tuk menikmati Batavia Koningin Emma Ziekenhuis atau Rumah Sakit Ratu Emma. Keangkuhan Lucretia tak terpenggal membenci kaum pribumi hingga bicaranya dibungkus rapar karena takut menelan penyakit. Si kuda yang kurus itu melenggang dengan tenang.

Keangkuan Lucretia runtuh ketika kata lelaki tergores. :Saya menunggu. Mengapa Anda tak datang? Kamar Stads Herberg ini terasa sepi walau Pelabuhan Sunda Kelapa sudah ramai dengan penjual ikan. Anda di mana? Kabari segera."

Barisan kalimat itu membuat hati Lucretia cedera, tetapi nama di bagian paling bawahlah yang membuatnya jejas parah. Catia. Bagaimana mungkin perempuan sekelas budak hitam legam, bahkan lebih hina dari pribumi, mampu mencuri miliknya.

Bali, 23-2-2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun