Mohon tunggu...
Devy AgustinKartika
Devy AgustinKartika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Malang

tidak ada kata terlambat dalam mengejar impian

Selanjutnya

Tutup

Nature

Plastik Sang Monster Penyebab Kerusakan Alam

2 Mei 2020   03:00 Diperbarui: 2 Mei 2020   02:57 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada penggunaan plastik tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-harinya bahkan hampir seluruh peralatan yang digunakan terbuat dari bahan plastik. Plastik dipilih oleh pihak industri sebagai material utama dalam menghasilkan suatu produk dikarenakan plastik sendiri memiliki tekstur yang sangat mudah untuk dibentuk yang hanya dengan memanaskannya saja maka plastik tersebut sudah dapat terbentuk sesuai mengikuti pola cetakan. selain itu harga plastik juga sangat terjangkau dan tahan lama sehingga dapat digunakan secara berulang-ulang. 

Ungkapan plastik sebagai sang monster dalam hal ini karena dampak yang diberikan dari penggunaan plastik yang berlebihan dapat menimbulkan suatu kerusakan alam yang parah. adapun kerusakan alam tersebut diawali dengan beberapa jenis plastik menggunakan minyak bumi dan gas alam sebagai bahan utama dalam pembuatan plastik yang sebagaimana hal tersebut dapat mengakibatkan persediaan minyak bumi yang notabene merupakan sumber energi yang tidak dapat untuk diperbarui menjadi semakin langka akan keberadaannya.

Penggunaan plastik dalam skala yang besar mengakibatkan semakin banyaknya sampah plastik yang dihasilkan, sama halnya yang terjadi di negara Indonesia dengan ditandai dari peryataan Jambeck pada tahun 2015 bahwa Indonesia menjadi negara penghasil sampah plastik terbesar kedua didunia yaitu dengan jumlah sampah plastik yang terbuang di lautan sekitar 187,2 juta ton, dan juga sifat sampah plastik yang tidak mudah hancur bahkan dalam penguraiannya saja membutuhkan waktu yang relatif sangat lama yaitu puluhan hingga ratusan tahun akan tetapi sampah plastik tersebut tidak dapat terurai secara sempurna karena masih meninggalkan suatu mikroplastik didalamya. Sehingga permasalahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air di lautan yang berujung dengan perusakan terhadap ekosistem pada lautan tersebut, banyak sekali kasus yang ditemukan mengenai kematian pada biota laut dengan penyebabnya yaitu biota laut tersebut memakan sampah plastik maupun mikro plastik yang kemudian menjadi racun bagi biota laut itu sendiri seperti penyu yang memakan plastik karena dianggap plastik tersebut merupakan ubur-ubur. sampah plastik yang terbuang dilautan dampaknya akan kembali lagi pada manusia melalui pengaruhnya terhadap rantai makanan yang dimulai dengan mikroplastik yang tersebar dilautan tersebut dimakan oleh ikan kecil hingga sampai pada ikan yang dikonsumsi manusia namun ikan tersebut telah terkontaminasi mikroplastik maka juga akan dapat meracuni tubuh manusia sebagaimana mikroplastik tersebut telah meracuni ikan yang memakannya, dan juga tak jarang pula terjadi kasus biota laut yang terlilit sampah plastik hingga berpengaruh terhadap perkembangan biota laut tersebut sehingga secara fisik bentuk biota laut tersebut menjadi tidak sempurna karena pertumbuhannya telah terganggu. selanjutnya sampah plastik dapat menimbulkan pencemaran terhadap udara yang sangat berbahaya jika sampah plastik tersebut dibakar karena akan menimbulkan suatu gas beracun yang dapat merusak sistem pernapasan manusia. dan dampak yang ditimbulkan dari adanya sampah plastik yaitu terjadinya pencemaran pada tanah yang dapat menyebabkan tanah kehilangan unsur hara yang berfungsi sebagai penyubur bagi tanaman, hal tersebut dikarenakan sampah plastik yang terbuang ditanah menghambat air hujan untuk dapat diserap oleh tanah yang kemudian makhluk hidup didalam tanah seperti cacing yang berperan penting dalam membantu proses pertumbuhan pada suatu tanaman menjadi mati sehingga membuat tanaman semakin cepat layu. Sampah plastik yang terbuang di saluran air maupun sungai juga menjadi kunci penyebab terjadinya banjir karena pada saat turun air hujan aliran pada air sungai maupun saluran air menjadi terhenti karena sampah plastik tersebut menyumbat pada masuknya aliran air yang kemudian membuat kuantitas air pada sungai maupun saluran naik keatas hingga mencapai permukaan sampai pada akhirnya air tersebut menjadi meluap memasuki permukiman warga. Pencemaran tanah karena sampah plastik juga berdampak pada air tanah yang merupakan sumber pasokan air bersih pada sebagian masyarakat, kualitasnya berubah menjadi kotor karena sampah plastik menyebabkan terbentuknya air lindi yang terkandung suatu zat yang membahayakan.

Untuk menekan dampak dari sampah plastik yang semakin meluas maka diperlukan suatu upaya dalam mengurangi penggunaan sampah plastik pada masyarakat yang tentunya hal tersebut dimulai dari kesadaran pada diri setiap individu untuk menjalani hidup sehat dengan mengurangi konsumsi pada penggunaan plastik yang membawa suatu pengaruh pada kerusakan alam seperti membatasi dari penggunaan kantong plastik pada setiap aktivitas jual beli yang terdiri dari bagi para pembeli alternatif lain pengganti kantong plastik yaitu dengan membawa sendiri tas kain, maupun tas keranjang purun yang dapat digunakan berkali-kali. sedangkan bagi para penjual alternatif yang diterapkannya yaitu dengan menyediakan tas berbahan kertas yang ramah lingkungan serta menetapkan kantong plastik berbayar kepada pembeli. Selanjutnya mulai membatasi penggunaan pada jenis plastik yang hanya dapat dipakai dalam satu kali pemakaian seperti botol air minum sekali pakai maupun kemasan plastik pada makanan yang kemudian menggantinya dengan penggunaan pada jenis plastik yang dapat digunakan berulang-ulang, serta mulai kembali ke alam dengan menggunakan daun pisang maupun daun jati sebagai pembungkus serta alas makanan. dan juga menerapkan sistem tahapan 3R ( Reuse, Recyle, serta Recovery ) yang meliputi Reuse yang diterapkan dengan cara sampah plastik tersebut diolah kembali menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis seperti pengolahan sampah plastik menjadi beragam kerajinan tangan seperti tas, payung, lampion yang keseluruhannya berasal dari bahan plastik bekas yang tidak terpakai. Kemudian Recyle yang dalam penerapannya dengan mendaur ulang kembali plastik bekas menjadi beragam produk plastik yang lain, seperti sampah plastik yang diolah kembali menjadi ember plastik, gayung plastik, dan lain sebagainya. Dan Recovery yang pada penerapannya setelah sampah plastik melalui dua tahap tersebut serta sudah tidak terpakai lagi yang kemudian berakhir pada pembuangan maka sampah plastik tersebut dipungut kembali untuk dijadikan ke tahapan Reuse dan Recyle yang mana semua tahapan-tahapan  tersebut saling berputar satu sama lain.

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun