Mohon tunggu...
Devira Sari
Devira Sari Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Saya adalah Psikolog yang menyukai dunia tulis menulis dan Sastra. Tarot Reader. A Lifelong Learner. INFJ-A. Empath. Sagittarian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Dia Ingin Dimengerti

8 Juli 2021   06:49 Diperbarui: 8 Juli 2021   06:55 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Devira Sari Pic_Cinta Bukan Sekedar Rasa

Istri : "Suami saya udah gak sayang lagi sama saya. Dia selalu sibuk dengan kerjaannya dan gak pernah punya waktu buat saya. Padahal dulu dia romantis dan selalu ada untuk saya. Saya rasa dia sudah bosan. Atau jangan-jangan dia sudah punya yang baru...."

Suami : "Saya bekerja keras supaya dia dan anak-anak kami bisa hidup enak dan nyaman. Semua saya sediakan. Posisi saya di kantor juga sangat baik. Tapi tak sekalipun dia pernah merasa bangga dengan saya. Dia tidak pernah merasa bahagia. Kurang apa lagi saya ini?"

***

Menjalani hubungan percintaan dan bahtera rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Kerikil pasti ada mewarnai kisah cinta para pasangan. Komunikasi dianggap faktor paling penting dalam menjalani suatu hubungan yang langgeng dan bahagia.

Bicara soal cinta, tidak bakal ada habisnya. Cinta itu bukan sekedar perasaan saja, melainkan juga mesti diwujudkan dalam bentuk tindakan. Setiap individu yang mencintai akan tergerak untuk menunjukkan bahwa kita sangat peduli terhadap pasangan. Bahwa kita adalah orang yang mengerti dan dapat membahagiakannya. Begitu pula sebaliknya, sebagai pasangan, kita ingin dimengerti dan dicintai dengan tulus. Kita ingin dapat merasa bahagia dalam hubungan yang kita jalani. Hubungan percintaan yang sehat akan terasa menyenangkan dan penuh di hati.

Setiap orang bisa dibilang punya definisinya tersendiri soal cinta, juga cara mengekspresikan cintanya yang berbeda-beda. Biasanya definisi cinta seseorang akan sejalan dengan caranya mengekspresikan cinta. Namun tahukah Anda, bahwa perbedaan dalam cara mencintai ini dapat menimbulkan permasalahan yang serius dalam hubungan? Kesalahpahaman merupakan masalah komunikasi yang sering terjadi pada pasangan yang kemudian berpotensi menimbulkan pertengkaran bahkan perpisahan. Tak sedikit yang merasa kesulitan agar respons mereka tepat sasaran ke relung hati orang terkasih. Kadang kita merasa bingung dan putus asa karena apapun yang kita lakukan ternyata tidak pernah cukup untuk memuaskannya. Ini bukan berarti cinta tidak pernah ada atau sudah habis. Persoalannya terletak pada cara berbahasa dalam menunjukkan dan menerima cinta itu sendiri.

Dr. Gary Chapman, seorang penulis buku terkenal memperkenalkan suatu konsep yang disebutnya sebagai Bahasa Cinta. Konsep ini dituliskannya dalam buku berjudul "The 5 Love Languages" yang terbit tahun 1992. Buku ini sangat populer dan sudah terjual 12 juta di seluruh dunia.

Love language atau bahasa cinta adalah cara bagi seseorang untuk mengekspresikan rasa cintanya kepada orang lain.

Menurut Chapman, adanya perbedaan pada masing-masing orang dalam mencintai pasangannya dan bagaimana orang tersebut dapat merasa dimengerti dan dicintai dan inilah yang sering menimbulkan kesalahpahaman. Kalau love language tidak nyambung, maka pasangan tidak akan merasa dimengerti dan dicintai dengan baik. Untuk itu penting untuk mengenali bahasa cinta pasangan agar kita menemukan cara paling tepat untuk membuatnya bahagia.

Chapman membagi bahasa cinta menjadi lima, yaitu:

1. Kata-kata pujian (Words of Affirmation)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun