Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sampah Plastik, "Retweet" Menteri Susi hingga Pelajaran dari Kota Adipura

10 Mei 2019   11:29 Diperbarui: 10 Mei 2019   12:06 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lautan Sampah (Sumber: nationalgeographic.grid.id)

Penekanan sampah plastik memang dapat dimulai dari hal kecil, termasuk sedotan yang sudah menjadi pemandangan usang di tempat penampungan sampah. 

Pemberlakuan Jam dan Tempat Pembuangan Sampah

Di Balikpapan, salah satu rahasia tetap terjaganya sampah adalah adanya peraturan jam pembuangan sampah. Peraturan Daerah (Perda) no. 13 tahun 2015 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga memberlakukan jam pembuangan sampah pukul 18.00 wita hingga pukul 06.00 wita. 

Bila tidak segera dikumpulkan, penduduk harus bersiap untuk menampung sendiri sampah plastik. Mau tidak mau, bila sering terlewat dari jam pembuangan, sampah akan menggunung. 

Dengan begitu, penduduk akan dipaksa untuk menimilasir penggunaan terutama bahan plastik. Mau buang sampah sembarangan? Bersiap hadapi sanksi denda paling banyak Rp 50 juta atau kurungan paling lama enam bulan . Duh!

Program Eco School, Program Edukasi Kepada Anak-Anak Usia Sekolah

Berbeda cerita di Surabaya, salah satu upaya pencegahan adalah dengan memberikan pesan edukatif akan bahaya sampah dan tanggung jawab mengelola sampah sejak dini, dengan target program adalah anak-anak. 

Dengan memberikan bekal edukatif tersebut, diharapkan anak-anak akan bertanggung jawab akan bahaya sampah terutama sampah plastik sehingga tidak menggunakan bahan plastik di masa depan. 

Tidak lupa, prinsip 3 R, yaitu Reduce, Reuce dan Recycle mulai diperkenalkan dan diterapkan sejak dini. Tentu tidak hanya di sekolah saja, keluarga berperan cukup penting. 

Beberapa potret pencegahan di atas dapat kita jadikan sebagai pembelajaran bahwa urgensi sampah plastik harus diminimalisir terlebih dahulu. Meskipun telah diberlakukan upaya pencegahan di kedua kota tersebut, bukan berarti seluruh penduduk telah menyadari pentingnya pencegahan. 

Pemerintah terus memberikan edukasi dan pemberlakuan aturan demi keselamatan lingkungan dari sampah, terutama sampah plastik. Penanaman nilai-nilai kesadaran adalah hal terpenting sebelum material sampah plastik akan menggunung akibat dari pemikiran jangka pendek dan sikap egoistis penduduk. Sebelum ke orang lain, mari kita mulai dari diri sendiri dulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun