Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

7 Pesan Tersirat dalam Novel "Burlian" Karya Tere Liye

8 Juli 2021   18:16 Diperbarui: 19 Juli 2021   16:45 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan Burlian bolos sekolah untuk alasan menangkap belalang, kegiatan yang menarik untuk anak-anak seusianya. Baginya berlarian diladang jauh lebih menyenangkan daripada mendengarkan penjelasan yang belum tentu mereka mengerti.

Apresiasi untuk cara mamak Burlian dalam menghukum. Bukan dengan langsung marah-marah atau menasehati tanpa henti. Besoknya Burlian dan Pukat diizinkan tidak sekolah dan disuruh membantu mencari kayu bakar. Hukuman ini awalnya terasa seperti kesenangan bisa bolos sekolah, namun mereka harus mencari kayu bakar porsi kuli, tanpa ampun.

Begini namanya hukuman plus plus. Burlian dan Pukat jera plus stok kayu bakar jadi melimpah.  Besoknya Burlian langsung bergegas sekolah ketika pagi-pagi bangun diajak mencari kayu bakar lagi.

2. Jangan melakukan sesuatu yang terlarang.

Di kampung Burlian, hampir seluruh laki-laki dewasa memiliki pisau. Pisau kecil  yang biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil seperti mengukir hiasan kayu dan memperbaiki jala. Maka Burlian merasa sudah saatnya memiliki pisau seperti itu juga.

Cara pembuatan pisau ini terbilang unik. Mereka meletakkan paku-paku besar diatas rel kereta, kebetulan kampung mereka memang dilewati kereta. Kemudian pakunya diikat agar tidak terjatuh saat tergilas roda-roda kereta.


Ketika sedang menunggui paku tergilas kereta, sayang sekali Burlian dan Pukat tertangkap petugas stasiun kereta api. Paku yang mereka harapkan juga turut disita.

Mereka sebenarnya tidak dihukum berat, namun baru boleh pulang dari kantor stasiun ketika dijemput orang tuanya. Namun rupanya orang tua mereka juga turut menyumbang sedikit hukuman sehingga baru dijemput keesokan harinya. Itupun masih diomeli emaknya sepanjang perjalanan.

Dari kejadian itu mereka menggarisbawahi kalau meletakkan sesuatu diatas rel, apapun bentuknya, bisa membahayakan kereta. Intinya kalau dilarang ya tidak boleh.

Termasuk juga saat saat Burlian melanggar pantangan sungai larangan. Di pedesaan memang sering ada larangan demikian dan menakut-nakuti anak-anak dengan sedikit bumbu mitos. Namun anak-anak yang bandel akan menerobos larangan teraebut, seperti Burlian dan Pukat. 

Mereka nekat mencari ikan di sungai larangan. Pikir mereka apasih yang harus ditakutkan. Ternyata mereka salah, larangan itu benar adanya. Di sungai terlarang tersebut ada buaya ganas, dan Burlian baru jera ketika buaya itu hampir memangsa dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun