Mohon tunggu...
Devi Alfina Rahmawati
Devi Alfina Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Semakin sering kamu menulis,semakin mudah kamu mengendalikan perasaan. Penulis itu mesti mengendalikan perasaan bukan dikendalikan.

Devi Alfina Rahmawati merupakan mahasiswi S-1 di Universitas Islam Negeri Walisongo, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Perbedaan Gender terhadap Motivasi Belajar Siswa

1 April 2020   17:40 Diperbarui: 1 April 2020   17:41 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penelitian di inggris menemukan bahwa anak perempuan memiliki kosakata secara signifikan lebih besar dari anak laki-laki pada usia 18 sampai 24 bulan.Hal ini bisa disebabkan karena otak bayi perempuan yang baru lahir lebih berkembang di bagian yang mengatur kemampuan bicara dan bahasa. Bayi perempuan cenderung lebih suka melihat wajah manusia daripada benda-benda yang bergerak .Sehingga lebih cepat belajar meniru apa yang orang dewasa lakukan atau katakan.

Didalam rahim,anak laki-laki mengalami lonjakan testosteron yang dapat membuat otak mereka berkembang secara berbeda dari otak perempuan.Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi hormon testosteron yang terekspos pada bayi laki-laki dikandungan,semakin besar kemungkinan mereka untuk menjadi anak yang impulsif.

Manusia memiliki 23 kromsom dari sel ibu dan 23 kromosom dari sel sperma ayah. Dua diantara kromosom tersebut hadir dalam bentuk berbeda yang disebut kromosom X dan kromosom Y. Telur dan dua kromosom X berkembang menjadi wanita, sementara telur dan kromosom X dan Y berkembang menjadi pria. Lebih jauh lagi, banyak gen pada kromosom X melibatkan fungsi-fungsi otak seperti pemrosesan kognitif tingkat tinggi dan faktor lainnya yang berkaitan dengan kecerdasan. Artiya jika kromosom X seorang pria rusak, maka selamanya seorang pria ini harus menanggung akibatnya.Sebaliknya jika kromosom X pada seorang wanita rusak, ada kalanya kerusakakan dapat diabaikan karena terdapat cadangan (back up) pada kromosom pasangannya.

Jika dikaitkan antara indikator motivasi belajar dan teori genetika wanita yang didominasi kromosom XX, maka akan ditemukan bahwa kognitif perempuan itu lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang memiliki kromosom Y dalam dirinya. Sebab kromosom X itu berkaitan dengan pemrosesan kognitif tingkat tinggi. Artinya wanita memiliki dua kali pemrosesan tingkat tinggi dibandingkan laki-kali, Dengan Kata lain perempuan lebih mampu memaknai indikator motivasi belajar dibandingkan laki-laki. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Cahlil, Gazzaniga et al, Gur et al, Hyde dan Linn serta Njemante (dalam Sousa, 2012) mengungkapkan bahwa antara laki-laki dan perempuan ada beberapa perbedaan.[4] 

Setelah diberikan uji coba, ternyata perempuan lebih baik dalam uji coba kecepatan pemahaman, kelancaran berbicara, menentukan penempatan subjek (mengurutkan) mengidentifikasi ciri-ciri spesifik subjek, ketepatan tugas-tugas manual.Sedangkan laki-laki lebih baik dalam tugas spasial (berkenaan dengan ruang) seperti membayangkan putaran subjek tiga dimensi, keterampilan motorik dengan target tertentu, menentukan bentuk yang tertata dalam diagaram kompleks dan dalam memberikan alasan matematis.

Menurut Ratih Andjayani Ibrahim, MM, psikolog, serta juga Pendiri dan Direktur Personal dari Personal Growth, "Bila kita bicara soal otak anak, yang menjadi masalah memang bukan besar kecilnya ukuran otak anak laki-laki dan anak perempuan, melainkan bagaimana fungsi kognitifnya.Laki-laki cenderung menggunakan otaknya dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi,oleh karena itu laki-laki memiliki kemampuan lebih dalam menerima dan memproduksi pengetahuan yang diperoleh.

Perempuan cenderung menggunakan perasaan,lebih mampu meningkatkan kesadaran dirinya untuk senantiasa memotivasi diri dalam belajar.Biasanya perempuan merasa malu jika prestasi belajarnya rendah,sehingga menyebabkan perempuan lebih giat belajar untuk senantiasa bersaing dengan yang lain.

Oleh karena itu orangtua diharapkan dapat bersikap bijaksana dalam memahami kondisi siswa (kelebihan dan kelemahan yang dimiliki siswa laki-laki dan perempuan ) dan memahami pentingnya keberadaan orangtua bagi anak, sebab salah satu indikator peningkatan motivasi belajar siswa dilihat dari ada atau tidaknya perhatian/penghargaan yang diberikan orang tua kepada anak. Selain itu,kerjasama antara sekolah dengan orangtua juga penting  untuk memberikan dan mengembangkan motivasi belajar bagi siswa dirumah maupun disekolah agar siswa lebih termotivasi dalam meningkatkan prestasinya.

(1) R.E,Slavin,Psikologi Pendidikan (Edisi Kesembilan Jilid 2),Terjemahan oleh Marianto Samosir,Jakarta: Indeks,2011,Hlm.61

(2) J.E,Ormrod,Educational Psychology,America: Pearson Educatio,2008,Hlm. 61

(3) T.N,Hoang,The Effect of Grade Level, Gender, and Ethnicity on Attitute And Learning Environment in Accounting Ni High School: International Electronic Journal of Accounting Education. Vol. 3,2008,Hlm. 62

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun