Mohon tunggu...
Dety Chesarani
Dety Chesarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Artikel sejarah

all about historian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perkembangan Industri Musik di Indonesia

19 April 2021   12:23 Diperbarui: 19 April 2021   12:27 6645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 1975, industry musik Indonesia mulai menunjukan gejolaknya. Terjadinya plagiarism pada karya yang dinilai sesuai dengan selera pasar, seakan-akan lagu tersebut tidak ada pemiliknya.

3. Industri Musik Digital

Tahun 1988 era baru industry music dimulai, pirangan compact disc berformat digital mulai muncul di pacaran. Lebih dari 100 judul CD yang berisi lagu-lagu Indonesia dengan berbagai jenis aliran music. Nirwana records merupakan label yang mengawali penjualan CD pada akhir tahun 1987. Pada saatitu Nirwana records berhasil menjual 400 dari 1000 judul CD dan VCD-K yang mereka produksi. Mereka juga memproduksi laser disc pertama kali di Indonesia dengan label Nirwana Audio Video yang berisi lagu-lagu karaoke Indonesia. Karaoke menjadi salah satu kebiasaan masyarakat yang mulai muncul di Indonesia karena faktor revolusi industry music dari analog ke digital. Pada tahun 1999, produksi VCD-K mencapai puncaknya. Tahun 1998 berhasil terjual 1.334.390 keping, dan pada tahun 1999 jumlahnya naik hingga empat kali lipat dibandingkan tahun 1998.

Berkembangnya media massa, khususnya muncul stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, TPI, ANTV, dan Indosiar turut srta mempengaruhi industri music Indonesia. Sebelum kemunculan stasiun tv swasta, siaran stasiun tv hanya dikuasai oleh TVRI saja. Prambors sebagai salah satu media swasta yang muncul, mulai menjadi kiblat musik pada akhir 80an dan 90an. Saat itu prambors secara konsisten menyiarkan musik-musik yang disukai para remaja saat itu, baik oleh musisi Indonesia maupun luar negeri. Media televisi swasta juga mulai bermunculan, dan memulai perlombaan antar stasiun televisi tersebut untuk menayangkan acara musik-musik populer untuk mendapatkan rating.

Memasuki tahun 2004, industry music Indonesia mulai berkompromi dan kembalu diterimanya aliran pop melayu sebagai music pasar yang popular di Masyarakat. Industry music Indonesia era digital yang menembus angka penjualan sejumlah puluhan ribu, ratusan ribu, dan bahkan jutaan justru menemui masalah sangan berat yang hingga saat ini belum terselesaikan yaitu tentang pembajakan. Penjual CD dan VCD-K bajakan antara Glodok dan Harco selalu ramai, udara panas, tempat sempit dan bau selokan yang menusuk hidung tidak menyurutkan jumlah para pedagang dan pembeli bertransaksi. Harga sebuah CD resmi seharusnya dijual Rp35.000 tetapi dalam bentuk bajakan, harganya turun menjadi Rp 8.000, yang tentu membuat label rekaman, pencipta hingga penyanyi merugi. Kemajuan teknologi komunikasi dan industry telepon genggam sedikit membantu menyelesaikan masalah pembajakan dari segi pendapatan uang.

Industri musik Indonesia kemudian menjadi industri RBT (ringback tone) pada 2004, lagu yang diputar selama 50 detik menggantikan nada panggil telepon seluler mulai populer di pertengahan tahun 2004. Promosinya ada dimana-mana, brosur, sampul album, paket SIM-card, bahkan di rumah makan cepat saji. Dan menjadi geliat baru di Industri musik digital Indonesia setidaknya hingga tahun 2010.

DAFTAR PUSTAKA:

Jurnal UNJ. Industri Musik Indonesia. 2019.

Jurnal UNNES. Eksistensi Kaset di Surakarta. Juli 2019.

KS Theodore. 2016. Rock n Roll Industri Musik Indonesia dari Analog ke Digital. Kompas Penerbit Buku.

Ashaf. Jurnal UGM. Perkembangan Musik di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun