Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kejar Status Wisata Kelas Dunia, Pemerintah Aceh Lakukan Hal ini

23 Desember 2019   11:34 Diperbarui: 23 Desember 2019   12:08 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Raya Baiturrahman, Salah satu destinasi unggulan Aceh/ disbudpar Aceh

Jikalau Bali membutuhkan waktu 50 tahun untuk dapat dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia. Kemudian, belakangan ada Banyuwangi (sebuah daerah dekat Pulau Bali) yang hanya membutuhkan 9 tahun bergerak dan berinovasi supaya daerahnya bisa (layak) menjadi wisata kelas dunia.

Lalu, kiranya berapakah waktu yang dibutuhkan oleh pemerintah provinsi lainnya (seperti Aceh) untuk berbenah, untuk mengenalkan, serta untuk mempromosikan daerahnya menjadi destinasi wisata kelas dunia? Kiranya bisa membutuhkan diskusi lebih lanjut.

Meski begitu, prihal potensi daerah-daerah yang ada di bumi nusantara, jelas tak perlu ditanyakan lagi. Itu semua karena hampir setiap daerah yang ada, paling tidak (selalu) memiliki Kekayaan alam, kekayaan atraksi wisata, kekayaan sejarah, serta kekayaan budaya yang berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya.

Termasuk Aceh (Provinsi paling barat di Nusantara). Karena selain kekayaan pariwisata, Aceh juga memiliki beragam seni budaya yang unik (seperti tarian, adat istiadat, sastra, seni lukis, maupun kegiatan spiritual  yang menarik). 

wisatawan berpose di Museum Negeri Aceh/ disbudpar Aceh
wisatawan berpose di Museum Negeri Aceh/ disbudpar Aceh
Menariknya, semua keindahan itu sangat mudah untuk dinikmati karena akses menuju tempat-tempat wisata di Aceh (kini) sangat-lah mudah. Bahkan, Semua lokasi tujuan wisata (yang ada di Aceh) dapat dikunjungi melalui jalur darat, laut, dan udara. Sampai-sampai penerbangan internasional ke Aceh telah tersedia (seperti dari Penang, Kuala lumpur, dan juga Jeddah).

Diatas kertas, begitulah keadaannya. Namun perkara fakta dilapangan, Aceh belum begitu demikian bersuara, sehingga membuat Provinsi yang berjuluk "Negeri Serambi Mekkah" tak masuk dalam daftar 5 wisata unggulan di Indonesia.

pacuan kuda tradisional Aceh/ disbudpar Aceh
pacuan kuda tradisional Aceh/ disbudpar Aceh
Itulah mengapa saat ini Aceh mulai berbenah. Bukti keseriusan Pemerintah Aceh mulai serius menggarap pariwisata sungguh terlihat jelas lewat kegiatan Forum Silaturahmi Aceh Meusapat II, di aula kantor Badan Penghubung Pemeritah Aceh, Jakarta Pusat (21/12).

Melalui Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT, ia mengungkap bahwa kini (Aceh) dari 15 program unggulan yang tengah dikembangkan. memilih pembangunan sektor pariwisata yang dipadukan dengan pengembangan usaha kreatif masyarakat sebagai salah-satu program unggulan.

plt Gubernur Aceh berpose bersama pembicara lain dalam acara Forum Silatuhrahmi Aceh Meusapat/ dethazyo
plt Gubernur Aceh berpose bersama pembicara lain dalam acara Forum Silatuhrahmi Aceh Meusapat/ dethazyo
Anggapan tersebut karena secara data dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh telah mengidentifikasi, setidaknya ada 797 objek wisata serta 774 situs dan cagar budaya yang tersebar di 23 Kabupaten/kota di seluruh Aceh.

Selain itu, "Terpilihnya Aceh sebagai 'World's Best Halal Cultural Destination' kian mendorong kami untuk lebih bersemangat membenahi berbagai fasilitas wisata itu. Dengan demikian, wisata Aceh mampu meraih Peringkat terbaik pada Global Muslim Travel Index (GMTI) 2020," tambah Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

lembaran informasi wisata aceh/ dethazyo
lembaran informasi wisata aceh/ dethazyo
Oleh karenanya, demi mewujudkan cita-cita diatas, pemerintah aceh telah bersiap melakukan 3 gebrakan (langkah) besar:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun