Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malaikat Tuhan

5 Februari 2025   00:23 Diperbarui: 5 Februari 2025   08:07 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://renunganlenterajiwa.com/

"Bukan keluarga, tetapi saya sedang mencari informasi untuk diri saya sendiri.  Sebelum ke sini, saya juga sudah ke dua rumah sakit berbeda pak.  Tetapi sepertinya saya mendapatkan yang perlu disini, dan saya akan disini saja nanti.  Mau diskusi dengan suami dan keluarga dulu."  Entah kenapa pula selancar ini mulut menjelaskan.  Kemudian Tita tersadar, dan tersadar lagi ketika dari kaca mobil si pak taxi menatapnya.

Perjalanan menuju rumah kemudian diisi dengan berbagi cerita tentang kehidupan.  Hingga tetiba pak taxi tersebut menawarkan dirinya untuk mendoakanku?  "Boleh saya mendoakan mbak nanti?  Di depan rumah mbak nanti, setelah sampai boleh tidak?"  Katanya sambil mengemudi, dan entah kenapa aku jawab boleh.

Singkat cerita, seperti yang dikatakannya.  Maka dengan masih di bangku belakang dan si bapak tersebut di belakang kemudi, dirinya berdoa khusyuk.  Airmata Tita tidak lagi dapat dibendung.  Menangis membasahi seluruh wajahnya, dan merasakan betapa Tuhan menyertainya.

"Mbak, nanti langsung berdoa lagi di kamar yah.  Meski mbak sudah memutuskan untuk ke Dharmais.  Tetapi izinkan rencana Tuhan yang jadi yah mbak.  Bawa seluruh isi hati mbak kepada Dia.  Percaya, tidak sekalipun Dia meninggalkan mbak.  Sekalipun secara dunia mbak terlihat sendiri.  Saya bertemu mbak, juga bukan suatu kebetulan.  Termasuk ketika Dia meminta saya mendoakan mbak.  Maaf, jika saya lancang mendoakan mbak.  Tetapi saya hanya patuh kepada suaraNya.  Cepat sembuh, dan Tuhan memberkati." Jabat tangan si bapak sebelum aku memasuki pagar rumah.

Aku bergegas masuk kamar, dan tersungkur di kakiNya.  "Tuhan, aku tidak tahu berapa banyak hari ini Kau hadirkan malaikatMu untukku.  Orang-orang yang kutemui sepanjang hari ini, aku percaya dihadirkan untuk memberiku kekuatan.  Tunjukkan, dan tuntunlah aku untuk berjalan bersamaMu.  Didalam namaMu aku berdoa."  Isakku menangis sejadi-jadinya.

Aku percaya, aku tidak sendiri.  Aku pasti sembuh dan bersaksi tentang Dia.

Jakarta, 5 Februari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun