Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kominfo "Digoyang" Kasus Dugaan Korupsi BTS, Ini Penjelasan Gamblang Johnny Plate

13 November 2022   20:38 Diperbarui: 13 November 2022   20:41 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sumatrazone.co.id/

Kabar tak sedap kembali "goyang" Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait dugaan korupsi pengadaan Base Transceiver Station (BTS) 4G yang menyangkut Badan Layanan Umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti).  Di mana kini dugaan korupsi tersebut naik statusnya dari penyelidikan ke penyidikan berdasarkan hasil gelar perkara yang dilakukan oleh Kejagung.  Ironisnya yang ikut terbawa namanya di publik adalah Kominfo.  Pertanyaannya, apakah ini tidak blunder, dan terlalu dini untuk menarik kesimpulan?  Kenapa?

Ehhmm.... baiklah kita di sini mengenal terlebih dahulu BLU BAKTI.  Di mana keberadaannya di bawah Kementerian Kominfo.  Serta memiliki tugas utama untuk mengatasi kesenjangan digital di seluruh pelosok Indonesia.  

Tepatnya, BAKTI yang berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informasi ini bertugas menjalankan beberapa strategi yaitu realisasi proyek strategis nasional (PSN) Palapa Ring, perluasan pembangunan BTS, penyediaan akses internet di wilayah 3T, dan pembangunan ekosistem digital.

Adapun, didalam memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya di wilayah 3T, tentunya membutuhkan tambahan pendanaan.  Di mana dalam hal ini Kominfo dan Kementerian Keuangan membantu BLU BAKTI untuk menyiapkan anggaran melalui APBN yang diserahkan dan dikelola oleh BAKTI.

Mengenai kasus dugaan koruspsi ini berawal dari pengadaan lima paket proyek yang ditangani BAKTI Kominfo untuk wilayah 3T (terluar, tertinggal dan terpencil), seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan NTT.   Di mana dari lima proyek tersebut, ada ribuan titik yang hendak dipasang BTS.  Sedangkan proyek ini sendiri, diinisiasi sejak akhir 2020 dan terbagi dua tahap dengan target sebanyak 7.904 titik blankspot serta 3T hingga 2023.  Tahap pertama, BTS ditargetkan dipasang di 4.200 lokasi, dan rampung tahun 2022. Sementara sisanya diselesaikan pada 2023.

Digoyang kabar tak sedap ini, tidak ada keraguan Johnny Plate Menteri Komunikasi dan Informatika dalam hal meluruskan dugaan korupsi yang dialamatkan Kejagung kepada Kominfo.  Bahkan Johnny Plate menyampaikan bahwa yang terjadi terkait BTS, bukanlah korupsi.

"Terkait BTS, ini bukan soal korupsi.  Masa kita pastikan korupsi?" kata Plate, usai peresmian pembangunan Pusat Data Nasional (PDN), di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/11) dikutip dari detikcom.  Dikutip dari: cnnindonesia.com

"Ini BLU BAKTI, itu ciri khasnya punya kewenangan manajemen sendiri, berbeda dengan satuan kerja (satker) lainnya di bawah direktorat jenderal.  Kalau BLU itu dipimpin oleh direksi dan dewan pengawasnya," imbuh dia.  Dikutip dari: cnnindonesia.com

Mengutip tempo.com disampaikan hingga kuartal II 2022, BAKTI tercatat baru merampungkan 2.060-2.070 tower untuk tahap pertama.  Itu yang sudah on air," kata Kepala Divisi Infrastruktur Lastmile Backhaul BAKTI Feriandi Mirza saat ditemui Tempo di kantornya, Jakarta Selatan, 3 Juni lalu.

Kemudian disampaikan juga oleh Feriandi bahwa dalam perjalanannya ditemui berbagai hambatan, baik di Papua maupun non-Papua, misalnya.  Artinya, apakah tidak terlalu dini untuk mengambil kesimpulan?  Inilah sebagai contohnya hambatan yang ditemui:

  • Sempat terkendalanya rantai pasokan dikarenakan pandemi Covid.  Sebab perangkat telekomunikasi kebanyakan import.  Sementara di masa pandemi, lalu-lintas logistik dari satu negara ke negara lain sempat terganggu karena kebijakan lockdown.
  • Sedangkan untuk wilayah Papua, terkendala kondisi keamanan.  Terutama ketika insiden setelah tragedi penembakan delapan pekerja Palapa Ring Timur yang sempat terjadi.  Selain juga kondisi georafis Papua yang sulit untuk diakses.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
    Lihat Vox Pop Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun