Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Passion of the Christ, Membuatku Jatuh Cinta PadaNya

23 Desember 2020   03:00 Diperbarui: 23 Desember 2020   03:03 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: jawaban.com

Salah satu film yang cukup baik pernah diperankan walau peran kecil adalah, The Thin Red Line.  Dimana Jim ditampilkan sebagai prajurit yang rela berkorban, dan mati demi menolong temannya.

Film The Passion of the Christ sendiri begitu mendekati kondisi asli ketika Yesus mengalami penderitaan sebelum disalibkan.  Film ini "berhasil" menampilkan kesadisan dan kebrutalan saat Yesus disiksa.  

Mencoba bercerita jujur apa adanya orang Yahudi yang digambarkan sebagai orang-orang jahat dan menikmati penderitaan yang dialami Yesus. 

Sangking jujurnya, film ini konon dikategorikan violent atau mengandung kekekerasan.  Padahal memang demikian interpretasi kengerian yang berhasil disampaikan oleh Mel Gibson mengenai kondisi Yesus ketika itu.

Ketika pembuatan film ini sendiri juga ada beberapa peristiwa luarbiasa, diantarannya petir yang menyambar beberapa kali saat syuting berlangsung.  

Ini persis seperti yang kita ketahui bahwa saat Yesus disalibkan pun ketika itu langit gelap, dan petir bergemuruh menggelegar seakan Bapa menunjukkan kekecewaannya karena putraNya disalibkan oleh manusia.


Begitu nyata dan totalitasnya film ini dibuat serta diperankan dengan baik, bahkan Jim Caviezel yang memerankan Yesus juga tanpa sengaja mengalami tercambuk 2 kali.  Sehinga ekspresi kesakitan Jim dicambuk prajurit Romawi pada film tersebut adalah nyata, dan meninggalkan luka yang luarbiasa sakit di tubuhnya.

Tidak hanya film ini berhasil berbicara, tetapi juga berhasil mengubah kehidupan dan iman para pemeran dan kru.   Kabarnya pemeran Yudas Iskariot, bernama Luca Lionello dari atheis kemudian mengalami pertobatannya.

Lalu bagaimana dengan saya?

Terus terang setiap kali menonton film tentang Yesus maka airmata saya akan menetes.  Tetapi film The Passion of the Christ membuat saya lebih dari meneteskan airmata, saya menangis!

Di film ini digambarkan ketika Yesus dicambuk lebih dari 40 kali bergantian oleh prajurit yang bertindak sebagai ekesekutor.  Setiap cambukan itu bukan hanya melukai kulit, tetapi juga mencabik daging dan merusak pembuluh darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun