Globalisasi sangat mempengaruhi dunia, salah satunya adalah perkembangan teknologi. Siapa sih yang tidak mengenal teknologi?. Teknologi yang sangat berkembang pesat di masa ini. Teknologi yang biasanya mempermudah kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan teknologi kita bisa melihat semua di dunia ini dengan hanya membuka alat komunikasi, salah satunya yaitu handphone. Alat yang biasanya kita genggam disetiap waktu, dan setiap saat. Alat kecil yang membawa perubahan, dan dampak yang begitu luar biasa di masa kini. Mulai dari dewasa, remaja, hingga anak-anak hampir semuanya menggunakan handphone. Mereka seringkali menggunakan media sosial, game, online shop dan lain sebagainya.
Banyak dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi tersebut. Dampak positifnya mempermudah dalam komunikasi antar kota bahkan antar negara, berbelanja melalui online shop tanpa harus keluar rumah, melihat suatu hal yang biasanya viral atau trending pada masa kini, dan lain-lain. Pengaruh positif dari teknologi sangat banyak. Â Begitu pula dengan dampak negatifnya.
Dahulu, sebelum ada media sosial ibu rumah tangga hanya fokus dengan tugasnya sebagai seorang ibu yang setiap saat ke pasar atau toko terdekat untuk membeli kebutuhan untuk mengurusi keluarganya. Tapi sekarang sangatlah berbeda. Teknologi merubah semuanya.
Remaja menggunakan media sosial itu sudah biasa. Namun, bagimana dengan ibu rumah tangga yang juga semakin canggih dalam bermedia sosial?. Mereka menggunakan aplikasi-aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, Tiktok dan Fecebook. Dari sinilah mereka mulai mengenal kata selfie, mengabadikan momen dengan suka memotret setiap waktu dan setiap saat, melihat berbagi fashion dari berbagai negara. Tetapi, ada salah satu aplikasi yang sedang ramai digunakan oleh ibu rumah tangga saat ini yaitu Tiktok.
Seperti halnya di lingkungan tempat saya tinggal, penggunaan aplikasi Tiktok sangat mempengaruhi perilaku ibu rumah tangga. Fitur-fitur yang terdapat di Tiktok yaitu pembuatan dan pengeditan vidio pendek, live streaming, dan terdapat juga fitur Tiktok shop. Yang pada awalnya aplikasi ini hanya untuk hiburan semata. Akhirnya sekarang banyak sekali ibu rumah tangga yang sering berbelanja pada Tiktok shop. Alasannya karena berbelanja melewati Tiktok shop lebih mudah dan praktis, tidak perlu keluar rumah, barang akan sampai kerumah. Pada Tiktok shop para pedagang menjual dengan cara siaran langsung dan menawarkan harga yang lebih murah daripada harga aslinya. Jadi, calon pembeli bisa melihat langsung barang tersebut, tidak hanya dari gambarnya saja. Hampir setiap hari paket-paket berdatangan. Namun ketika terus menerus dan berlebihan akan mengakibatkan dampak negatif. Dampak negatifnya yaitu, meningkatnya sikap konsumerisme. Sikap konsumerisme adalah kebiasaan menghabiskan uang secara berlebihan untuk membeli barang dan jasa yang tidak selalu dibutuhkan, didorong oleh keinginan untuk mencapai kepuasan, status sosial, dan mengikuti tren. Sikap ini ditandai dengan perilaku konsumtif yang boros, mengutamakan gaya hidup daripada kebutuhan, dan sering kali dipicu oleh tekanan sosial serta pengaruh media dan iklan.
Selain itu pada aplikasi tiktok juga seringkali ada beberapa hal yang sedang viral dan trending. Seperti tempat wisata yang baru, rumah makan yang menyediakan makanan yang enak dan tempat yang kekinian, serta makanan yang sedang trending dan viral di negara lain, suatu acara seperti kajian, ziaroh dan lain sebagainya. Dari sinilah fenomena Fear of Missing Out (FoMO) muncul. Â Fear of Missing Out (FoMO) adalah perasaan cemas karena takut tertinggal tren yang sedang viral. Banyak ibu rumah tangga yang seringkali fomo akan suatu hal yang sedang viral dan trending. Hal ini wajar, ketika mengikuti dengan sewajarnya dan memiliki buget yang lebih. Namun biasanya mereka selalu berebihan terhadap ini. Dari fenomena Fear of Missing Out (FoMO) pada ibu rumah tangga ini menimbulkan dampak negatif yaitu riya, bersaing, menganggap dirinya lebih dari pada orang lain. Mereka suka mengabadikan momen dan mempostingnya ke media sosial dengan berlebihan. Yang pada awalnya itu bertujuan positif malah menjadi boomerang pada diri sendiri. Â Apa yang ditampilkan di media sosial adalah hal-hal yang menimbulkan riya dan iri dengki. Selain itu fenomena ini juga dapat memicu perilaku konsumtif yang tidak rasional dan berdampak buruk pada kondisi finansial, serta mengurangi rasa puas pada hidup sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI