Mengenal Tren Wisata Slow Travel dan Keuntungannya
Destinasi Grow - Di tengah hiruk pikuk wisata massal, muncul satu pertanyaan menarik: liburan ke tempat sepi, emang seru? Bagi sebagian orang, jawaban itu kini justru menjadi "iya banget!" Fenomena ini menjadi bagian dari tren global bernama slow travel gaya berwisata yang mengedepankan ketenangan, kedekatan dengan lingkungan, dan keterhubungan dengan budaya lokal.
Berbeda dengan wisata cepat yang mengejar banyak destinasi dalam waktu singkat, slow travel mendorong wisatawan untuk tinggal lebih lama di satu tempat, menikmati ritme lokal, dan mengurangi jejak karbon. Tren ini semakin diminati pasca-pandemi, saat kebutuhan untuk "istirahat dari keramaian" jadi makin relevan.
Mengapa Tempat Sepi Justru Dicari?
Sobat Growin, alasan utama wisatawan memilih destinasi sepi adalah untuk mendapatkan ketenangan mental dan kualitas waktu. Suasana damai tanpa antrean panjang, tanpa keramaian foto, dan tanpa kebisingan transportasi massal justru menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan bisa menikmati keindahan alam atau budaya tanpa distraksi, sekaligus memberi ruang untuk refleksi pribadi.
Selain itu, tempat sepi seringkali menyuguhkan pengalaman otentik yang lebih alami. Ketika tidak terburu-buru berpindah dari satu tempat ke tempat lain, wisatawan bisa lebih mengenal penduduk lokal, mencicipi makanan tradisional, atau bahkan ikut dalam kegiatan sehari-hari masyarakat.
Salah satu contoh tren ini dapat dilihat di Desa Sembalun, Lombok Timur. Terletak di kaki Gunung Rinjani, desa ini dulunya hanya dilewati para pendaki. Kini, tempat tersebut mulai dikenal karena suasananya yang tenang dan alami.
Beberapa wisatawan yang datang tidak langsung mendaki, tapi justru memilih tinggal beberapa hari di homestay lokal, berjalan kaki di ladang-ladang bawang, dan menikmati senja di Bukit Pergasingan. Meski fasilitas wisata di sana belum selengkap tempat ramai, pengalaman yang didapat justru terasa lebih jujur dan melekat.
Keuntungan untuk Wisatawan dan Daerah
Tren slow travel juga membawa dampak positif bagi destinasi. Karena wisatawan tinggal lebih lama dan berinteraksi langsung dengan warga, ekonomi lokal tersebar lebih merata. Selain itu, tekanan terhadap lingkungan dan infrastruktur bisa ditekan karena kunjungan tidak membludak dalam satu waktu.