Mohon tunggu...
carolina destika
carolina destika Mohon Tunggu... Lainnya - menulis sepanjang hari

komitmen untuk senantiasa memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerbung: Cinta Mutiara_8

3 Desember 2020   13:19 Diperbarui: 3 Desember 2020   16:03 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memilih sebuah pilihan terbaik, mana yang membuat Alloh ridho ? Mana pilihan yang putih dan membahagiakan ?

"Ya Alloh berikan petunjukMu.".... bisik bathinnya.

Di sebelahnya, Permata menyetir mobil dengan penuh rasa. Seperti mengantarkan Putri raja melihat pemandangan untuk menghibur hatinya.

Permata sangat memahami gejolak hati yang melanda sahabatnya. Mutiara sudah menceritakan semua. Sepanjang perjalanan itu Permata pun hening, bagai merasakan beban sama seperti yang dirasa Mutiara.

Mungkin, kalau saja Berlian tidak mendahuluinya. Ia pun akan mengajak Mutiara menjadi madunya. Saking sayangnya. Seperti tak ada batas, ikatan hati mereka telah menyatu.

Permata mulai mengumpulkan kata-kata. Jangan sampai keliru menyampaikan maksud. Ia sangat mengerti, mengapa Berlian sampai melakukan hal yang banyak wanita menghindarinya. Permata menyambungkan energi gelombang otak antara dirinya, Berlian dan Permata.

Kalimat thoyibah terus menghiasai bibirnya. Dilafadzkan lirih dengan segenap harap kepada Alloh memudahkan segala urusan pada hari ini.

Tiba-tiba sebuah telepon masuk. Nomor yang asing. Belum tercatat di handphone Mutiara. Namun hanya dua kali nada panggil, setelahnya mati. Mutiara bukan orang yang antipati dengan nomor asing.

Meski belum dikenal, ia akan tetap menerima panggilan itu. Bila memang  bermaksud mengganggu ia akan menolak dengan halus. Melukai hati orang lain adalah hal yang sangat dihindarinya.

Segera ia memeriksa pesan whatsapp, barangkali telepon dari ustadz atau ustadzahnya anak-anak. Benar saja ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal barusan.

Isi pesan membuat hatinya tersirap. Satu-satunya orang yang memanggilnya Imut adalah …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun