Mohon tunggu...
Dessy Yasmita
Dessy Yasmita Mohon Tunggu... Desainer - valar morghulis

If you want to be a good author, study Game of Thrones.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Mengajar di Rumah Selama "Stay at Home"

25 Maret 2020   19:38 Diperbarui: 28 Maret 2020   17:00 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar di rumah bersama anak (Thinkstockphotos via KOMPAS.com)

Saya gak ahli pendidikan. Ini hanya pengalaman saya bekerja dengan anak special needs dan anak dengan kesulitan belajar (child with learning difficulties). Semoga ada manfaatnya untuk yang kesulitan mengajar di rumah selama ada karantina wilayah.

1. Jangan maraton
Anak-anak tidak punya konsentrasi yang lama. Beri mereka 'break' atau istirahat.

Contoh: Anak TK bisa belajar selama 10 menit, istirahat 5-7 menit, lalu belajar lagi 10 menit. Sementara, anak yang lebih tua waktu belajarnya bisa lebih panjang.

2. Jangan monoton
Jangan duduk, dengar, kerjakan tugas. Ini mematikan kreativitas dan tidak mengembangkan daya pikir. Bagi 1 pelajaran menjadi beberapa segmen. Contoh, anggap saja ini untuk kelas 4-6 SD:
Segmen 1 penjelasan 10 menit.
Segmen 2 contoh soal untuk dipecahkan bersama. 5 menit.
Segmen 3 tanya jawab untuk melihat apakah anak paham dengan konsep. 5 menit.
Segmen 4 latihan mandiri. Beri beberapa soal untuk dipecahkan si anak. 10-20 menit.
Segmen 5 pembahasan. 5-10 menit.

3. Gunakan alat
Saat di segmen 1, jika terasa sulit menjelaskan, coba gunakan alat, mainan, foto, video atau apapun yang bisa membantu Anda dan si anak. Tidak semua anak paham hanya dengan mendengarkan. Bantuan visual (peralatan tadi) bisa membantu.

4. Kegiatan fisik
Anak-anak penuh energi. Jadi, kalau cuma duduk dan dengar, mereka cepat bosan dan gelisah. Akhirnya konstrasi hilang dan biasanya jadi gerak sana-sini. Anak-anak yang seperti ini senang dengan kegiatan fisik.

Contoh: Biarkan dia berlari keliling meja makan sekali, lalu harus stop dan menjawab pertanyaan dari Anda. Jika salah, dia hanya boleh berjalan cepat keliling meja sekali.

Pergi ke kebun dan buat mereka mencatat soal tanaman: membuat gambar, membubuhkan nama bagian si tanaman, kalau perlu membuat catatan harian perkembangan si tanaman.

5. Manfaatkan apa yang mereka suka
Anak suka menyanyi? Suka menari? Atau suka bercerita? Manfaatkan! Anak suka kartun Frozen, superhero, atau dunia binatang? Manfaatkan. Ini kesempatan baik menggunakan apa yang mereka suka sebagai bagian dari pelajaran.

Si anak boleh saja membuat gambar Elsa bercocok tanam, mengarang cerita Elsa mengunjungi daerah tropis, atau Batman harus berpikir bagaimana cara melakukan penghijauan.

6. Ganti jika tidak berhasil
Tidak semua orang bisa memahami sesuatu dengan 1 cara. Cara 1 bisa berhasil pada si X, tapi belum tentu berhasil pada si Y.

Pertama, pastikan dulu Anda mengajar langkah demi langkah. Pelajaran seperti matematika bisa dipecah menjadi beberapa langkah. Setiap satu langkah selesai, tanya apakah si anak paham. Jangan paksa maju terus sebelum anak paham.

Jika tersendat atau anak tetap tidak paham, ganti cara. Gunakan cara lain dan lihat apakah cara yang baru lebih berhasil. Jika cara Anda belum berhasil, silakan minta saran dari guru terkait.

7. Tetapkan aturan
Buat aturan, paling banyak 5 supaya mudah diingat. Boleh juga ditulis di kertas dan ditempel di dinding.

Misalnya: respek (rasa hormat), tanggung jawab untuk membereskan meja setelah selesai belajar, dan hanya boleh sekali ke toilet di tengah pelajaran.

8. Beri penghargaan
Beri hadiah yang bisa diberikan saat itu juga dan tidak membebani. Jangan menjanjikan membeli mainan atau pergi makan di luar.

Buatlah diagram atau daftar. Misalnya untuk matematika, ekspektasinya bisa menghapal perkalian 2 (misalnya dalam seminggu), bisa menyelesaikan 10 soal hari itu, dan membereskan meja setelah belajar. Masing-masing akan mendapat stiker.

Akumulasi dalam seminggu harus dapat berapa stiker. Jika berhasil, bisa saja untuk seminggu ke depan waktu istirahatnya ditambah 3 sampai 5 menit.

Untuk anak yang lebih besar, bisa berdasarkan kesepakatan apa yang menjadi hadiah. Lagi-lagi, jangan beri hadiah yang terlalu 'mewah' seperti boleh main game dua jam. Yang seperti ini dihindari.

9. Sabar, tegas, dan bermain peran
Ketika bekerja dengan anak, Anda memainkan 3 peran: orang tua, guru, dan teman. Sebelum pelajaran dimulai, ingatkan tentang peraturan dan konsekuensinya. Jika anak melanggar, konsekuensi harus diberi sesuai aturan (kecuali ada situasi khusus sehingga harus fleksibel).

Anda boleh bersenang-senang dengan mereka dan seolah-olah teman (misalnya menyanyi bersama, bergurau, mendengarkan cerita anak tentang pahlawannya). Jangan terlalu kaku, tapi jangan terlalu longgar.

10. Persiapkan minimal sehari sebelumnya
Supaya tidak stres, rencanakan pelajaran minimal sehari sebelumnya. Anda bisa googling material di internet, tanya pada ortu lain; bahkan bertanya pada si anak, kegiatan menyenangkan seperti apa yang bisa mereka lakukan untuk pelajaran tersebut.

Beberapa kegiatan lain yang bisa membuat anak sibuk:
a. Membaca minimal 15 menit saat pagi, siang, dan malam (total 45 menit). Usahakan ini jadi kegiatan wajib.
b. Olahraga
c. Kegiatan keagamaan
d. Menceritakan kesibukan mereka dalam sehari. Jadi kalau mereka hanya bisa bercerita sepanjang 1 menit, Anda bisa memberi mereka ide apa yg perlu mereka lakukan supaya besoknya lebih banyak yang bisa mereka ceritakan.

Semoga ada dari saran ini yang cocok buat Anda praktikkan. Yang perlu diingat, belajar itu menyenangkan. Anak harus menikmati, Anda juga merasa senang saat melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun