Mohon tunggu...
dessy rianti hendayani
dessy rianti hendayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Tari, Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Pendidikan Tari, Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN Tematik UPI 2021: Melek Teknologi Menjadi Acuan Menjaga Mutu Pendidikan di SMP Kartika XIX-2 Bandung

28 Juli 2021   15:02 Diperbarui: 28 Juli 2021   15:04 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia menyebabkan kepanikan dan keterpurukan dalam berbagai sektor kehidupan , bagi seluruh masyarakat termasuk di Indonesia.

 Kebijakan Social Distancing atau jaga jarak dimana masyarakat harus menjalani aktifitas dirumah seperti bekerja ,maupun belajar termasuk melaksanakan ibadah, menjadi salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia yang bertujuan memutus rantai penularan pandemi Covid-19. 

Pemerintah saat ini tak lagi menggunakan istilah PSBB atau PPKM Darurat, melainkan menjadi PPKM dengan empat level. Penerapan PPKM Level 4 ini diterapkan karena belum kunjung redanya kasus penyebaran Covid-19 yang ada di Indonesia sehingga PPKM diperpanjang untuk kesekian kalinya, dimulai dari 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021. 

Kebijakan ini tentu sangat berimbas bagi berbagai sektor, salah satunya berimbas pula pada sektor Pendidikan. Beberapa bulan lalu Mendikbud Nadiem Makarim menyatakan bahwa Juli 2021 semua sekolah sudah bisa dibuka dan belajar tatap muka seperti biasa , nyatanya hanyalah kabar burung semata. Meskipun beliau gencar mem-push program vaksinasi Covid-19 bagi guru,dosen, dan tenaga kependidikan untuk membalikan kondisi pendidikan seperti semula, namun nyatanya kebijakan Pemerintah berbanding terbalik dengan pernyataan Mendikbud Nadiem Makarim. Indonesia hanya bisa menggigit jari untuk kembali membiasakan diri dengan situasi pandemi terkhususnya pada bidang Pendidikan yang menuntut agar harus tetap menjaga mutu pendidikan .

Seperti yang kita ketahui program Pendidikan di Indonesia yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka di kelas kini mau tidak mau harus dilaksanakan secara daring di rumah masing-masing. Pertemuan setiap materinya dilakukan dengan berbagai macam cara , mulai dari menggunakan zoom meeting, google meet, whatsapp, web sekolah dan berbagai platform pendukung pembelajaran lainnya. Hal ini membuktikan bahwa teknologi saat ini sangat diperlukan sebagai penunjang berlangsungnya proses pembelajaran dimasa pandemi ini. Pengajar dan peserta didik mau tidak mau harus melek teknologi agar sektor Pendidikan di Indonesia tidak mati.

Pembelajaran daring tak luput dari berbagai permasalahan baru yang muncul, diantaranya seperti belum teredukasinya peserta didik dan guru terhadap teknologi pembelajaran daring seperti yang ada di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Menurut Azhar Bakhri R, S.Pd. selaku kurikulum di SMP Kartika XIX-2 Bandung , perlu adanya terobosan baru dalam sistem pembelajaran  di SMP Kartika XIX-2 Bandung . 

Evaluasi satu tahun pembelajaran daring kemarin masih banyak ditemukan kekurangan yang membuat peserta didik tidak paham akan materi yang disampaikan, karena sebelumnya SMP Kartika XIX-2 Bandung menggunakan Whatsapp Group sebagai media utama dalam tetap terlaksananya kegiatan belajar mengajar. Namun hal ini masih menjadi masalah karena banyak keluhan dari beberapa peserta didik yang mengaku kurang paham dalam materi pembelajaran yang diberikan.

Melihat permasalahan yang ada , Mahasiswa KKN UPI Kampus Bumi Siliwangi , Dessy Rianti Hendayani yang dibimbing langsung oleh Dr. Hayani Wulandari, M.Pd. membantu penguatan pembelajaran terhadap guru, peserta didik , serta orang tua dalam pengembangan media pembembelajaran daring menggunakan salah satu media Virtual Zoom Meeting.  

Penggunaan media Virtual Zoom Meeting didasari oleh keinginan Hj. Anie Maria Betty, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kartika XIX-2 Kota Bandung, ingin berinteraksi secara langsung dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan Peserta didik baru ditengah pandemi dan kebijakan PPKM ini. Diwujudkanlah keinginan tersebut pada MPLS Hari ke-3 SMP Kartika XIX-2 Bandung. 

Penggunaan Virtual Zoom Meeting ini baru pertama kali diterapkan di SMP Kartika XIX-2 Bandung, sehingga masih banyak peserta didik yang perlu beradaptasi dengan penggunaan Virtual Zoom Meeting ini begitupun dengan Guru-gurunya. Maka dari itu Azhar Bakhri R, S.Pd. meminta perlu adanya pengarahan guru-guru terhadap media Virtual Zoom Meeting oleh Mahasiswa KKN UPI.

Penguatan media pembelajaran yang dipaparkan oleh penulis kepada Guru,Peserta didik, dan Orang Tua antara lain Virtual Zoom Meeting dan Aplikasi Zenius. Kedua media tersebut tidak diarahkan untuk menjadi media utama yang diterapkan dalam sistem pembelajaran di SMP Kartika XIX-2 Bandung, namun lebih ke pengenalan salah satu media yang bisa jadi solusi dalam pembelajaran Daring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun