Mute, salah satu fitur media sosial yang kehadirannya sangat membantu (sepertinya), karena fitur ini mampu menyembunyikan siapa saja yang ingin dihindari tanpa harus memblokirnya...
Pernah berpikir atau mungkin pernah terlintas dibenak kita, kenapa hampir semua media sosial memiliki fitur "mute", selain dari fitur "block" yang begitu fantastis.
Apakah penciptanya sudah memahami bilamana fitur ini akan sangat bermanfaat? Ataukah penciptanya telah memiliki bayangan, bilamana fitur mute merupakan bagian penyelamat di media sosial?
Mute merupakan salah satu fitur senyap yang bisa digunakan untuk menyembunyikan seluruh akun media sosial yang diinginkan.Â
Berbagai macam bentuk fitur ini hadir dengan fungsi yang berbeda, namun dengan tujuan yang sama. Yakni, menghilangkan akun dari timeline (beranda) tanpa harus memblokirnya.Â
Seperti halnya fitur mute di media sosial Instagram, pada bagian story kita bisa menggunakan fitur mute pada akun yang kita inginkan. Sehingga akun tersebut tidak akan muncul lagi pada beranda Instagram Story kita.Â
Contoh selanjutnya, fitur mute pada media sosial Twitter. Ketika kita memanfaatkan fitur ini pada akun yang diinginkan, maka akun tersebut tidak akan pernah lagi wara-wiri di timeline media sosial kita.Â
Praktis sekali bukan, lebih fantastisnya lagi, akun media sosial yang kita mute tidak akan pernah mengetahui bilamana akunnya telah disenyapkan.Â
Bila diperhatikan secara seksama, pemanfaatan suatu fitur yang ada di media sosial bisa dikatakan "sangat berguna", untuk menghindari orang yang tidak diinginkan selalu tampil di beranda media sosial yang kita miliki.Â
Namun ternyata, tidak semua orang menggunakan fitur mute dan lebih memilih menggunakan fitur block, karena lebih terkesan praktis, sepertinya.
Meskipun demikian, pemblokiran yang dilakukan terhadap suatu akun di media sosial, akan memberikan tanda yang nyata pada akun tersebut, yakni, lenyapnya akun yang telah memblokir pada fitur pencarian.
Seperti yang telah saya sampaikan pada artikel delete, unfollow dan block. Bisa di klik disini.Â
Ketika seseorang memblokir suatu akun pada media sosial, maka akses akun tersebut akan sangat terbatas, bahkan tidak bisa berinteraksi kembali dengan akun yang melakukan pemblokiran tersebut.Â
Perlu digaris bawahi, ketika memutuskan untuk memblokir seseorang di dunia maya, secara tidak langsung, pemblokiran di dunia nyata akan tercipta.Â
Dengan memanfaatkan fitur blokir, akan menghadirkan jurang pemisah yang sangat dalam di antara keduanya. Lho bagaimana bisa? Tentu saja bisa.
Ketika fitur blokir telah dimanfaatkan, akses akun yang terblokir tersebut akan sangat-sangat terbatas dan tidak bisa lagi mengakses akun yang telah memblokirnya tersebut, seperti yang telah dijelaskan di atas.Â
Meskipun akun yang diblokir tersebut tidak akan tahu bilamana akunnya telah diblokir, sehingga akan berjalan mulus bagi para pelaku pemblokiran untuk menggunakan fitur yang satu ini.
Namun ternyata, pernyataan tersebut bisa ditepis dengan sangat mudah.Â
Sederhananya. Dunia maya hampir sama dengan dunia nyata, pertemanan di dunia maya (follower and following) tidak akan jauh dari teman-teman dunia nyata.Â
Pengisian fitur follower dan following tersebut bisa dari teman-teman sekitar. Seperti halnya teman lama ketika berada dibangku sekolah ataupun kuliah.
Selanjutnya, bisa jadi teman di dekat lingkungan tempat tinggal, bisa juga teman baru yang dipertemukan dalam satu perusahaan, ataupun komunitas yang sama.Â
(Kecuali, dirinya merupakan orang yang sangat terkenal dan berpengaruh di dunia ini, tentu saja followers yang ditampilkannya tidak akan ternilai)
Dengan demikian, para pemilik akun media sosial akan lebih mudah mengakses dan mengingat siapa saja yang berteman dengan dirinya. Sehingga, akses mengetahui siapa saja yang memblokir pun akan mudah diketahui.
Lebih uniknya lagi, ada-ada saja kode yang menunjukkan bilamana telah diblokir oleh seseorang melalui perantara media sosial.Â
Ketika menemukan kejanggalan tersebut, cara yang dilakukan sangatlah mudah. Tinggal mengetik nama akun yang dituju pada fitur pencarian.
Apabila tidak ada akun yang keluar atas nama yang dimaksud, besar kemungkinan akun yang kita miliki telah diblokirnya.
Sebelum lanjut, ada baiknya berpikir positif terlebih dahulu, bisa jadi, akun media sosial yang kita maksudkan telah memblokir tersebut, pada saat kita cari sedang menutup akunnya.
Atau mungkin, telah mengganti nama akun media sosialnya. Oleh sebab itu, di fitur pencarian nama akun tersebut tidak akan bisa ditampilkan.
Jangan berhenti pada persepsi positif saja, apabila sudah menjadi mata-mata dadakan, lanjutkan trik selanjutnya, jangan tanggung-tanggung.
Untuk lebih memastikannya lagi, apakah benar telah diblokir atau tidak adalah dengan menggunakan second account.
Kita harus menggunakan akun lain yang tidak pernah berteman dengan akun media sosial yang kita tuduh telah melakukan pemblokiran tersebut.Â
Lakukan hal yang sama dengan memanfaatkan fitur pencarian, lalu ketik nama akun media sosial yang kita tuju.Â
Apabila memang tidak ditemukan, besar kemungkinan memang akunnya sudah dinonaktifkan.
Namun bila sebaliknya, hasil pencarian menunjukkan adanya nama akun media sosial yang kita cari, sudah terlihat secara nyata bahwa akun tersebut telah melakukan pemblokiran.
Bukti pemblokiran yang nyata telah terjadi. Pelaku pemblokiran telah tertangkap basah, sepertinya, hihihi... kayak mau nangkep apa aja ini...
Ketika objek sasaran mengetahui hal ini, tentu saja dirinya akan sedikit kecewa, "kok bisa-bisanya di blokir", misalnya. Terlebih lagi bila akun media sosial tersebut merupakan orang yang dikenalnya.Â
Kenapa sih orang-orang suka sekali memanfaatkan fitur yang satu ini? Entahlah, hanya pelaku pemblokiran saja yang mengetahui maksud dan alasannya, bukankah begitu? Apakah pembaca sekalian sangat suka bermain dengan fitur blokir?Â
Ada sebuah kalimat bijak yang berbunyi, "diam lebih baik daripada mengucapkan kata-kata yang hanya mengandung omong kosong".
Sama seperti penggunaan fitur dari media sosial, "fitur mute lebih baik daripada menggunakan fitur block". Berikut alasan yang memperkuatnya...
Pertama, merasa lebih nyaman tanpa adanya bekas
Tidak bisa dipungkiri lagi, terkadang, pemanfaatan suatu fitur pada media sosial sangatlah membantu.
Seperti halnya fitur mute, tujuan utama dari penggunaan fitur ini adalah untuk membuat hati lebih nyaman dan tentram ketika berselancar di media sosial, karena tidak akan lagi melihat akun tersebut wara-wiri pada timeline.Â
Kehadiran sebuah akun yang mengganggu pandangan pada timeline media sosial memang sangat meresahkan, kehadirannya harus dimusnahkan, yakni dengan memberikannya tanda mute.
Gaya menghindar dengan menggunakan fitur yang satu ini tidak akan meninggalkan bekas, terkesan lebih bersih, karena akses pertemanan di dunia maya akan terus berjalan.Â
Padahal dirinya telah melenyapkan akun tersebut pada timeline media sosial miliknya.
Sangat berbanding terbalik dengan fitur block, sekejap mata saja bekas yang ada akan tetap tertinggal, seketika diketahui oleh objek pemblokiran tersebut.Â
Kedua, menghindar yang lebih elegan
Memanfaatkan fitur mute lebih elegan ketimbang fitur block, karena ini merupakan teknik menghindar yang jauh lebih baik.Â
Kedua belah pihak tidak akan memberikan kode bilamana ingin menjauh, karena pertemanan di dunia maya akan tetap terjalin.
Tidak akan terlihat sama sekali bila ada salah satu pihak yang menghindar, dan ini sangat berbeda dengan fitur block.Â
Hati manusia itu bersifat bolak-balik, mungkin suatu saat nanti kita ingin menyapanya kembali, karena ketika kita memblokir seseorang, secara otomatis akses komunikasi akan tertutup rapat, dan pertemanan di dunia maya akan menghilang.Â
Sedangkan bila kita menggunakan fitur mute, akses komunikasi akan tetap berjalan, dan pertemanan di dunia maya akan tetap terjalin.Â
Bila suatu ketika ingin melihat akun tersebut lagi tampil di timeline, kita sendiri bisa melakukannya, dengan melepaskan tanda mute pada akun tersebut.
Ketiga, tetap bisa berkomunikasi
Sebanyak apapun akun media sosial yang telah kita mute, kita sebagai penggunanya akan tetap bisa berkomunikasi dengan yang bersangkutan.
Mau mengirimkan pesan lewat direct message bisa, mau memberikan komentar lewat postingannya tetap bisa, mau melihat story-nya kembali pun tetap bisa.
Karena ketentuan dari mute itu sendiri hanya untuk menghilangkannya selalu tampil pada dinding beranda media sosial, tidak lebih dari itu.
Berbanding terbalik dengan fitur block, dimana fitur ini telah menutup seluruh akses komunikasi yang ada, termasuk akun yang telah diblokirnya tersebut.Â
Boro-boro mau berkomunikasi lagi, akun yang telah memblokir akan benar-benar hilang dari pencarian.Â
Kecuali, sih pemblokir membuka kembali blokirannya, itu pun masih sangat terbatas, karena pertemanan di dunia maya akan terlepas secara sendirinya.Â
Pada dasarnya, mau menggunakan fitur mute ataupun fitur block, itu merupakan hak masing-masing individu. Tidak ada yang melarangnya, sah-sah saja bila fitur tersebut dimanfaatkan.Â
Namun perlu digaris bawahi kembali, bahwa kesan di blokir dari dunia maya lebih akan "terlihat dan berbekas" bagi objek sasarannya, karena ketika tahu telah di blokir, dirinya akan memberikan "tanda khusus" pada orang yang bersangkutan.
Lho... ternyata udah diblokir toh, it's okay...
Thanks for reading
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI