Empty love mampu menciptakan terjadinya empty relationship. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu apakah semuanya akan terus berada pada fase "empty" tanpa adanya sebuah perubahan?Â
Cinta memang menempati urutan pertama dalam hal perasaan. Cinta tumbuh dan berkembang juga disebabkan oleh berbagai macam faktor. Tidak serta merta hadir tanpa adanya alasan.Â
Begitu banyak hal yang mempengaruhi seseorang bisa menaruh hati, hingga akhirnya jatuh cinta kepada orang lain. Dirinya tentu saja sadar akan cinta yang hadir dan hinggap di dalam hati serta perasaannya tersebut.
Tidak hanya itu saja, akan ada berbagai macam cara untuk mendekati objek sasarannya. Mulai dari tahap pendekatan atau bahasa kerennya PDKT, setelah sukses pada tahap tersebut akan mulai dilanjutkan dengan mengajaknya berkencan.Â
Tahap tersebut dilalui memang karena didasari oleh perasaan "cinta". Benih-benih suka memang telah tertanam di dalam diri, hingga akhirnya memutuskan untuk terus berkomitmen bersama.Â
Namun ternyata, ada juga beberapa pihak yang mulai menjalin hubungan percintaannya tanpa ada unsur cinta terlebih dahulu, alias langsung berkomitmen pada satu tujuan tanpa memikirkan perasaan. Di mana kedua belah pihak yang telah terjun di dalam hubungan tersebut memang belum memiliki kedekatan.Â
Ibaratnya, perasaan suka satu sama lain belumlah tertanamkan di dalam diri. Percintaan seperti ini dikenal dengan istilah Empty Love.
Dilansir dari verywellmind.com bahwa empty love merupakan karakteristik dari sebuah commitment tanpa adanya passion ataupun intimacy.Â
Terkadang cinta yang kuat memburuk menjadi cinta yang hampa. Misalnya, perjodohan dimulai dari tidak adanya rasa cinta, kemudian lambat laun cinta tersebut akan tumbuh dan terbentuk.