Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Inginku Mengkhitbahmu

16 Juli 2020   19:44 Diperbarui: 17 Juli 2020   11:36 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pertemuan denganmu membuatku yakin akan mengkhitbahmu - Fathur Al Ghazali

Jodoh, semua manusia di muka bumi ini akan dipertemukan dengan pasangan hidupnya masing-masing. Bisa dipertemukan dengan seseorang yang pernah bertemu dengannya dimasa lalu atau akan dipertemukan dengan seseorang di masa yang akan datang. Tidak ada yang tau. Sebagai manusia hanya bisa menjalani sembari berdoa meminta petunjuk kepada sang maha kuasa. Agar diberikan yang terbaik menurutnya. Doa adalah jalan terbaik dikala kita ingin meminta petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT.

Ghazali adalah seorang dosen Manajemen Informatika yang berasal dari Universitas Tinggi. Sebagai kegiatan tambahannya Ghazali selalu menyempatkan diri untuk menjadi pembicara disalah satu forum di Universitas yang berbeda dari tempatnya mengajar.

Tepat di hari minggu, Ghazali menjadi pembicara yang membahas tentang "Jodohku Sudah Sampai Dimana". 

Dikalangan kaulah muda tentunya hal ini menjadi perbincangan yang begitu hangat. Ramai, sudah pasti. Gedung yang disiapkan ternyata sudah penuh dengan kaum-kaum muda yang ingin segera mengetahui keberadaan jodohnya. Dengan jalan mencari tau lewat sharing knowledge seperti ini.

Akhirnya acara pun dibuka dengan berbagai macam penjelasan yang disampaikan oleh pembicara. Siapa lagi kalau bukan, Fathur Al-Ghazali.

Dengan antusias semua peserta mendengarkan dengan hikmat apa yang disampaikan oleh pembicara. Tibalah saat sesi pertanyaan dibuka. Beberapa peserta sangat antusias dengan pertanyaan yang ingin disampaikan kepada pembicara. Tak terkecuali, Khairunissa.

Nisa adalah salah satu mahasiswi jurusan teknik sipil yang sedang menempuh ilmu disalah satu Universitas di Kota Kembang.

Tibalah saat dimana Nissa, menyampaikan pertanyaannya kepada pembicara.

"Assalamualaikum, saya Khairunissa. Sebelumnya saya ingin bertanya. Apa yang harus dilakukan seorang perempuan untuk meyakinkan dirinya, apabila ada seorang laki-laki yang datang ingin mengkhitbahnya ? Terima kasih"

Nissa yang sedari tadi bertanya, tak berani menatap langsung mata sang pembicara. Nissa hanya bisa menatap sekali-kali diikuti dengan tundukkan pandangan. Nissa tidak berani menatap terlalu lama. Kebiasaan inilah yang sudah mengakar pada dirinya.

Tidak disangka, Ghazali sang pembicara pada acara tersebut malah terpesona melihat sikap pemalu dari khairunissa.

"Wa'alaikumussalam, maaf sebelumnya apakah Khairunissa akan di khitbah oleh seseorang ?"

"Belum ada dan semoga cepat dipertemukan" ucap Nissa, diikuti dengan gelengan kepala sembari tetap menundukan pandangan dari sang pembicara"

"Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari Khairunissa. Apabila ada seorang laki-laki yang baik agamanya datang mengkhitbahmu maka terima lah. Insya allah itulah yang terbaik yang dikirimkan. Namun apabila dirimu masih ragu untuk menerimanya, mintalah petunjuk kepada Allah SWT. Come to him, talk to him with shalat istikharah.  Semuanya akan diberikan petunjuk oleh Allah SWT"

****

Keesokan harinya di hari senin, Ghazali kembali beraktivitas seperti biasa. Yaa memberikan ilmu disalah satu Universitas Tinggi di Kota Kembang.

Siapa sangka sehari setelah dirinya menjadi pembicara di forum islami tersebut, membuat dirinya teringat akan sosok Khairunissa. Gadis berkerudung merah muda yang begitu pemalu. Itulah penafsiran singkat Ghazali ketika teringat akan sosok gadis tersebut.

Dimana aku mencarinya. Bisik Ghazali di dalam hatinya.

Akhirnya Ghazali pun mencoba mencari tau keberadaan gadis yang telah membuatnya menjadi penasaran begini, dengan bertanya kebeberapa panitia yang menyediakan tiket bagi peserta yang mengikuti acara tersebut. Namun hasilnya sia-sia, tidak ada yang mendaftar atas nama Khairunissa.

"Kok bisa yaa, apa kemarin itu bukan nama aslinya" ucap Ghazali melalui sambungan telepon

Hari demi haripun berlalu. Penasaran akan sosok yang bertemu dengannya dikala itu masih tetap membayangi diri Ghazali.

Tak disangka, Allah mempertemukannya kembali dengan cara yang tak terduga. Setelah Ghazali selesai melaksanakan sholat ashar. Ghazali melihat sesosok gadis yang mirip dengan Khairunissa. Diperhatikannya gerak gerik gadis tersebut dari kejauhan.

Khairunissa. Ucapnya dalam hati

Melihat gadis tersebut pergi meninggalkan pelataran masjid. Ghazali pun bergegas mengikutinya dari kejauhan. Diikutinya gadis tersebut diam-diam. Tak disangka sepanjang perjalanan dirinya disapa oleh beberapa mahasiswa yang mengenalnya.

Ghazali termasuk kedalam golongan dosen yang terkenal di Universitas Tinggi ini. Selain karena wajahnya yang begitu rupawan, dosen yang satu ini merupakan idola para mahasiswa dan mahasiswi di kampus ini.

Seketika Ghazali berhenti dihadapan gedung fakultas teknik sipil. Dipandanginya gadis itu dari kejauhan dan akhirnya menghilang dibalik pintu gedung fakultas.

****

Keesokan paginya, Ghazali mencari tau di bagian gedung administrasi. Nama mahasiswi Khairunissa, apakah benar terdaftar sebagai salah satu mahasiswi di kampus ini.

"Apakah ada nama mahasiswi yang bernama Khairunissa di fakultas teknik sipil, yaa pak ris ?" tanya Ghazali dengan salah satu pegawai bagian administrasi disana.

"Baik pak saya cek dulu"

Beberapa detik dilewati, begitu pula dengan menit yang ikut berlalu. Pegawai administrasi ini mengecek dengan begitu telitinya.

"Klik, yaa ketemu pak. Ada salah satu mahasiswi angkatan tahun 2014 jurusan teknik sipil atas nama Khairunissa dan mahasiswi ini juga terdaftar sebagai salah satu mahasiswi yang akan ikut wisuda pada bulan agustus nanti pak"

Mata Ghazali terbebelak sesaat mendengarnya. Apakah benar gadis dikampus ini sama dengan gadis yang kutemui pada forum islami diwaktu itu. Pikir Ghazali

"Baik pak, terima kasih atas informasinya. Oh iya, bisa saya minta nomor handphone dari mahasiswi tersebut"

Dengan mendapatkan nomor handphone nya tidak lantas membuat Ghazali tergesa-gesa ingin menghubunginya. Ghazali ingin mencari taunya secara langsung, dengan cara menemuinya. Sehingga apa yang selama ini membuatnya penasaran dan bimbang bisa terjawab dengan segera.

Lagi, pertemuan tanpa sengaja ini terjadi lagi dipelataran masjid setelah sholat dzuhur.

Sesaat melihat gadis itu sendirian berjalan meninggalkan masjid. Ghazali pun bergegas segera menghampirinya. Tanpa panjang lebar. Ghazali pun perlahan memanggil namanya.

"Khairunissa" Sapa Ghazali

Nissa pun segera menoleh saat mendengar ada yang memanggilnya. Namun dirinya sendiri tidak mengenal suara siapa yang telah memanggilnya ini.

"Iya" tanpa sadar Nissa terseyum lebar melihat ke arah Ghazali

Ghazalipun semakin yakin, kalau ini adalah Khairunissa yang menjadi salah satu peserta yang bertanya dengannya.

Setelah melihat Ghazali, Nissa pun terkejut. Dia tau siapa sosok yang berada dihadapannya ini.

"Hah mas Fathur Al Ghazali" ucap Nissa sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Ternyata benar ini adalah kamu, Khairunissa yang dipertemukan denganku pada acara forum islam"

Sambil malu-malu dan sesekali melihat Ghazali. Nisaa pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Maaf sebelumnya, kenapa mas Fathur ada disini. Memangnya ada acara di Kampus ini. Setauku belum ada lagi deh acara yang dibawakan oleh mas Fathur" Ucap Nissa

Ghazali pun hanya bisa tersenyum mendengar apa yang diucapkan oleh Khairunissa.

"Panggil saja mas Ghazali"

"Loh kan, namanya mas Fathur" sanggah Nissa

Cepat-cepat iya memperbaiki tata bicaranya yang langsung memotong pembicaraan Ghazali

"Maaf sebelumnya mas, seperti saya kurang sopan langsung memotong pembicaraan mas tadi"

"No problem Khairunissa"

"Tapi kenapa mas Fathur, eh mas Ghazali maksudnya bisa ada di kampus ini ?" Tanya Nissa untuk menyakinkan

"Saya dosen jurusan manajemen informatika di universitas ini Khairunissa"

Mendengar ucapan Ghazali, Nissa pun langsung terkejut.

Loh kok saya enggak taunya. Bisik Nissa didalam hati.

Nissa merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang kagum dengan Fathur Al Ghazali. Salah satu pembicara yang sering hadir pada forum-forum islami. Nissa pun sering hadir pada acara-acara yang sering dibawakan oleh Ghazali. Namun dibalik itu semua, Nissa tidak memgetahui profesi lain dari seorang Fathur Al Ghazali ini.

"Aduh maaf pak dosen, saya tidak bermaksud untuk bersikap tidak sopan sebelumnya" Ucap Nissa diikuti dengan kata permintaan maafnya.

Lagi, lagi Ghazali hanya bisa tersenyum dan semakin yakin dengan gadis perempuan yang satu ini.

"Iya Khairunissa, panggil mas saja juga tidak masalah"

"Saya tidak enak pak dosen, kalau harus manggil bapak dengan sebutan mas. Maaf yaa pak". Permintaan maaf pun lagi-lagi keluar dari ucapan Nissa

"Tenang Khairunissa, tak perlu takut, It's okay"

Lanjut Ghazali dengan pertanyaannya kembali, untuk menjawab rasa penasarannya selama ini.

"Tapi sepertinya kamu tidak mendaftar dengan nama Khairunissa pada acara forum islami dihari minggu lalu. Benar begitu ?"

"Oh acara di hari minggu itu yaa, benar pak eh mas maksudnya. Saya mendaftarkan diri atas nama Nissa bukan Khairunissa. Karena nama panggilan saya adalah Nissa" Ungkap Nissa

"Ah pantas saja tidak ada namamu disana"

"Mas mencari saya ya ?" Tanya Nissa kembali, yang akhirnya membuat Ghazali menjadi sedikit salah tingkat.

"Hhmm sepertinya iya" ucap Ghazali sembari membenarkan dasi yang berada di kerah bajunya, agar tak terlihat seperti orang yang sedang salah tingkah.

"Nissa" lanjutnya kembali

"Bagaimana jika ada yang ingin mengkhitbahmu. Apakah kamu siap menerimanya ?"

Ghazali akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada Nissa perihal dirinya yang akan mengkhitbahnya. Sedari awal, ia mencari keberadaan sesosok gadis yang bertemu dengannya saat acara tersebut, membuat hatinya begitu yakin kalau ia ingin menyampaikan niat baik ini kepadanya.

"Hah khitbah ? tapi siapa yang mau mengkhitbah saya mas. Kalau memang yang bersangkutan berniat mengkhitbah. Yaa silakan beliau temui kedua orang tua saya" jawab Nissa dengan nada suara yang begitu santai. Namun sedikit heran dengan pertanyaan yang diutarakan oleh Ghazali.

"Bila saya yang mengkhitbahmu, apakah kamu siap Nissa" pertanyaan to the point dari Ghazali pun langsung keluar.

"Apa ?" Nissa pun terkejut bukan kepalang.

"Mas becanda ya, mas teringat akan pertanyaan saya diwaktu itu ya" Nissa mencoba meluruskan semua ini.

"Tidak Nissa, saya yakin ingin mengkhitbahmu. Sejak awal pertama kali bertemu. Sikapmu mampu membuatku yakin, sosok yang insya allah akan menjadi pendamping hidupku nanti"

"Bila benar apa yang mas ucapkan. Temuilah kedua orang tuaku"

- the end -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun