Sebelum mengembangkan produk, proses trial and error menjadi kunci kesuksesan program kerja. Trial and error melibatkan proses eksplorasi, uji coba, dan penyesuaian rasa yang berulang serta penetasan telur maggot pada media yang telah disiapkan. Final trial and error menjadi awalan dari kegiatan pelatihan. Pelatihan komunitas juga dilakukan dengan bekerja sama dengan perangkat desa. Hal ini adalah contoh nyata bagaimana pendekatan dengan komunitas melalui perangkat desa dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.
(dokumentasi pribadi)
Output dari pelatihan komunitas desa bersama KKN 25 UMD Unej berupa produk yang menciptakan nilai tambah pada bahan baku yang sudah ada dan menghasilkan produk yang memiliki daya saing di pasaran. Melalui pemasaran di tempat-tempat seperti Sky Cafe dan toko Selera, produk telah terjual sebanyak 30 kotak dengan keuntungan yang didapatkan sebesar Rp.60,000,00- untuk Teh Dakota dan telah terjual 12 pouch untuk Sayurprise Mie dengan keuntungan sebesar Rp.12,000,00-.
Selain itu, produk "Maggot Kering" yang berhasil dikembangkan dan dipasarkan. Dengan menjual produk ini ke beberapa tempat yang menjual pakan ternak, komunitas desa tidak hanya berkontribusi pada pendapatan mereka sendiri, tetapi juga mendukung sektor pertanian dan peternakan secara lebih luas. Produk maggot sendiri telah terjual sebanyak 1 kg dengan keuntungan Rp.40,000,00-.
Keuntungan yang didapatkan dari pendekatan sederhana sebelumnya tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi semata, akan tetapi dengan adanya perkembangan produk ini akan memberikan daya tarik untuk masyarakat lainnya agar menjadi pendukung untuk keberlanjutan produk ini, dimana pola pikir masyarakat yang melihat perkembangan produk ini nantinya akan sangat tertarik untuk ikut terjun dan membuat daya kerja masyarakat Kaligedang meningkat, melalui visi ini mahasiswa KKN 25 UMD Unej sangat berupaya untuk memaksimalkan hasil yang ingin dicapai dengan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa yang sangat terbatas.
Sudah 4 hari menjelang hari penarikan kegiatan KKN dari Universitas Jember. Komunitas bersama KKN 25 UMD Unej melakukan produksi sekali lagi sebagai contoh dan acuan untuk komunitas sebelum KKN 25 UMD Unej meninggalkan desa. Sayurprise Mie melakukan monitoring dari rumah ke rumah yang melakukan produksi untuk menilai dan memberi arahan agar mutu produk yang dihasilkan tetap terjaga. Begitu pula dengan Teh Dakota juga melakukan monitoring di rumah produksi di dusun Kaligedang agar mutu dari produk tetap terjamin. Dalam situasi ini juga, komunitas Maggot menerima banyak pesanan, terutama dari luar kota, maka komunitas Maggot meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan tersebut.
(dokumentasi pribadi)
Dalam dunia bisnis yang dinamis dan penuh tantangan, peningkatan permintaan merupakan sebuah peluang yang tak terhingga. Seluruh komunitas dari Sayurprise Mie, Teh Dakota, dan Maggot telah mengambil langkah berani untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, terutama dari luar kota. Pencapaian legalitas produk membuktikan komitmen dari komunitas untuk memberikan produk berkualitas tinggi kepada pelanggan, sambil tetap menjaga efisiensi dan layanan yang optimal.
Kesuksesan dari program kerja KKN 25 UMD Unej menjadi sebuah bukti konkret bahwa seringkali hal-hal yang tampak sederhana dalam pengamatannya dapat menghasilkan terobosan dan dampak yang sangat besar. Di balik setiap perubahan yang signifikan, terdapat semangat yang kuat, komitmen, dan visi yang terarah. Melalui kerja keras dan kolaborasi yang gigih antar mahasiswa dan sasaran.
