" Dulu rumah ini dihuni sepasang suami istri. Suaminya selingkuh. Istrinya bunuh diri, gantung diri kat sana." Awai menunjuk ke tiang di ruang tamu. ( kat berasal dari singkatan kata dekat, tapi maknanya di.)
Joyah menubruk Awai. Ia ketakutan mendengar rumah yang ditidurinya sejak 10 hari yang lalu itu pernah ada yang bunuh diri. " Aduh, cemmana ini, Awai ! Aku takut, aku tak berani tidur di rumah ini lagi."
" Makcik belum sembuhkah ?" tanya Awai.
Joyah menggeleng. Awai mengaduh. Sejak pulang dan bekerja di kedai kopi, ia tak sempat menjenguk makcik yang baik hati itu.
" Besok Awai akan menjenguk makcik sepulang kerja. "
Joyah mengangguk. Lututnya gemetar. " Aduh.. Awai... gimana nih, aku tak berani tidur di rumah ini lagi... aduh.. gimana ini..malam ini aku tidur dimana? "
" Sudah berapa lama kamu tidur di rumah ini" tanya Awai.
" Sudah seminggu lebih. Bunda membelinya dua minggu yang lalu. Sial, pemilik rumah itu berbohong. Katanya rumah ini aman. Apanya yang aman kalau sudah pernah ada yang bunuh diri !" keluh Joyah.
" Selama seminggu kamu tak mengalami gangguan ?" tanya Awai.
" Tidak. Aman-aman saja." Jawab Joyah.
" Kalau begitu kamu tak perlu takut. Jika sudah seminggu tidak ada gangguan, berarti kamu aman tinggal disini selamanya."