Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

no

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Beauty and the Beast" [35]

16 Februari 2019   05:50 Diperbarui: 16 Februari 2019   06:15 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Melli selalu hidup di hati kakek. Ayo ikut Melli ke dapur. Melli memasakkan obat. Kakek harus minum ya..."

Tosan mengikuti bayangan itu ke dapur. Ia melihat di atas kompor ada panci, bau harum tercium dari asap yang keluar dari panci. Ia mendatangi kompor,  melihat rebusan hitam itu sudah pas ukuran segelas seperti yang biasa direbusnya. Ia mematikan kompor.

" Aku yakin kamu masih hidup. Kamu pulang karena tahu aku sakit. Kamu memasakkan obat untukku. Alangkah berbaktinya cucuku ! "
" Cepat diminum ya, kek. Meli selalu mengunjungi kakek, selalu menemani kakek."

Tosan begitu senang, ia ingin memenuhi permintaan cucunya. Direndam panci ke air dingin. Setelah tak terlalu panas, disaring airnya, dan diminum hingga gelasnya kering.

" Aku sudah meminumnya cucuku. Kamu pasti senang. Aku ingin memelukmu."

Bayangan itu salah tingkah, mengeliat-geliat gelisah. Tosan maju untuk memeluk cucunya. Ia  memeluk angin. Ia nyaris terjerambab akibat memeluk kekosongann.

" Cucuku ! Cucuku ! Jangan pergi !!! Aku sudah tua, sudah renta !!! Jangan pergi !!! Kepada siapa kuwariskan semua milikku jika kamu pergi, cucuku !!! Cucuku !!! Jangan pergi !!! Jangan tinggalkan kakek sendirian di dunia !!! Oh... Tuhan ! Kamu tidak adil padaku !!! Orang lain kehilangan satu dua anggota keluarga, kenapa semua milikku Engkau renggut ?!!!"

Tosan memaki kalang-kabut. Bayangan yang disangka cucunya itu tak tersentuh olehnya. Begitulah yang selalu terjadi. Saat ia putus asa, ingin mengakhiri hidup, selalu bayangan seorang wanita muda datang memberi hiburan sejenak, lalu pergi menghilang laksana angin. Tosan menyumpahi nasibnya yang malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun