Mohon tunggu...
Yo F -
Yo F - Mohon Tunggu... Dokter -

just an ordinary student who love travelling as backpacker

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terapi DBD Adalah Cairan, Bukan Angkak

15 Februari 2016   02:33 Diperbarui: 15 Februari 2016   02:50 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tulisan ini bukan untuk menyanggah tulisan pak Bambang mengenai kehebatan angkak yang 'mampu' melibas demam berdarah dengue (DBD). Hanya ingin meluruskan, agar jangan sampai masyarakat 'mendewakan' angkak sebagai obat yang manjur pada DBD.

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Seperti halnya penyakit virus lain, tidak ada pengobatan khusus. Infeksi virus dibasmi dengan sistem kekebalan (imun) tubuh. Sebagai contoh, cacar air disebabkan virus Varicella..sebagian besar sembuh sendiri. Batuk pilek 'flu' disebabkan virus Rhinovirus..membaik dengan istirahat makan minum cukup.

Ketika seseorang terinfeksi virus Dengue, akan terjadi dua spektrum manifestasi penyakit yaitu demam dengue (DD) dan DBD. Kata 'berdarah' yang terselip pada DBD memberi perbedaan keparahan dan terapi dibandingkan DD.

DD bisa berkembang menjadi DBD. Dikatakan DBD bila sudah terjadi 'kebocoran' atau perdarahan. Pembuluh darah ibarat sebuah pipa panjang. Ketika imun tubuh tidak bisa menahan keganasan virus Dengue, pipa akan bocor sehingga plasma darah akan merembes keluar. Nah disitulah perlunya pasien dirawat, diberi infus cairan untuk menggantikan cairan plasma yang hilang.

Fase kritis 'kebocoran' pipa terjadi pada demam hari ke 5-7. Ketika itu demam sudah tidak ada tapi trombosit turun drastis dan pasien merasa lemas dan tangan kaki dingin. Lagi-lagi disitulah perlunya pasien diinfus.

Setelah hari ke-7, trombosit akan naik seiring dengan membaiknya sistem imun dan virus Dengue dapat dibasmi dalam darah. Secara harafiah, bisa dikatakan DBD dapat sembuh sendiri menunggu waktu. Obatnya hanya kesabaran, infus cairan, dan obat penurun panas. Semua tergantung dari sejauh mana kekuatan imun tubuh pasien untuk membasmi virus itu.

Tanpa angkak pun, DBD akan sembuh. Namun memang tidak ada salahnya juga minum rebusan angkak atau jus jambu biji atau jus lainnya. Toh, terapi utama DBD adalah cairan.

Setuju sekali bila ada penelitian lebih lanjut tentang manfaat angkak. Tapi tidak mudah menguaknya. Mengapa?

Pasien A dan B sakit DBD. Si A dipasang infus. Si B dipasang infus dan diberi minum angkak. Hari kedua perawatan, trombosit si B melonjak drastis sedangkan si A naik tapi tidak drastis. Apakah bisa langsung dikatakan angkak mendongkrak trombosit? Belum tentu. Kembali lagi, semua tergantung dari waktu dan imun tubuh.

Idealny penelitiannya sebagai berikut.

Si A dan B terkena DBD. Si A diinfus. Si B TIDAK diinfus hanya minum angkak. Namun tidak akan ada yang berani melakukannya dan tidak etis. Karena minum angkak tidak bisa dengan cepat mengganti kebocoran plasma, malah pasien akan dehidrasi (syok).

Akhir kata, sah-sah saja angkak diminum, begitupun juga minuman lain. Asal jangan 'didewakan'. Salam sehat.

#justmytwocents

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun