Mohon tunggu...
Dera Haluer
Dera Haluer Mohon Tunggu... Novelis - Pujangga Gadungan

Aku Dera! Pujangga gadungan Penulis picisan yang lahir dari zaman kegalauan Ditakdirkan dengan keresahan karena tak bisa move on dari sang mantan Kemudian suatu waktu imaji hinggap dengan iseng menghibur perasaan Memberi titah agar tak hanya diam menahan lagi rasa penyesalan Katanya, "Kenapa tak kau tumpahkan saja jadi syair hiburan?"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Meraba Waktu

11 Januari 2023   18:47 Diperbarui: 11 Januari 2023   19:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai Kita, yang bertemu sebagai teman, berpisah sebagai mantan

Wahai Kita, yang menyuka karena bunga asmara, membenci karena duri cerita

Wahai Kamu, yang lebam terbungkam diam, termurung jauh di dalam relung

Wahai Kamu, yang sedih tertindih perih, terluka ditampar duka

Wahai Aku, yang bodoh pernah bertindak ceroboh, terciut karena nyali pengecut

Wahai Aku, yang tertawa penuh kecewa, merutuk jiwa pengecut yang pernah menjelma

Penulis terkaku dan tak tahu, kenapa manis dan pahit kenangan itu terus mengganggu?

Pun rindu yang tak henti-henti, seolah menuntut "Aku" meraba sang waktu.

Source: Blog of Perekah-Kata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun