Bagi kelas menengah Muslim, berbisnis dengan cara syariah bukan hanya soal ekonomi, tapi juga bentuk ekspresi kesalehan dan kebanggaan identitas.
Muncul istilah “muslimpreneur”: pengusaha Muslim yang sukses secara ekonomi dan spiritual.
8. Nancy Smith-Hefner – Youth, Sexuality and Moral Anxiety
Nancy meneliti remaja Muslim di Yogyakarta dan kota besar lainnya.
Ia menemukan adanya “kecemasan moral”: generasi muda ingin hidup saleh tapi juga ingin tetap modern.
Mereka aktif di media sosial, pacaran, menonton film Barat, tapi tetap merasa bersalah secara religius.
Fenomena ini menunjukkan pergeseran nilai moral Islam di kalangan anak muda yang mencoba menyeimbangkan antara tradisi dan modernitas.
9. Julia Day Howell – Sufism and the Indonesian Middle Class
Howell mengulas kebangkitan tasawuf modern.
Banyak kaum urban mengikuti tarekat, dzikir massal, atau pengajian spiritual.
Tasawuf tidak lagi identik dengan kesunyian, tapi menjadi gaya hidup spiritual kelas menengah.
Mereka mencari ketenangan batin di tengah kesibukan modern, dan tasawuf menjadi cara baru mendekatkan diri kepada Tuhan tanpa harus keluar dari kehidupan duniawi.
Bagian IV – Islam dan Negara
10. Azyumardi Azra – Islam, the State and Civil Society
Azra menegaskan bahwa hubungan Islam dan negara di Indonesia bersifat harmonis dan saling memengaruhi.
Negara tidak bisa lepas dari nilai Islam, tetapi juga tidak tunduk pada satu tafsir keagamaan tertentu.
Islam berperan aktif dalam membentuk civil society (masyarakat madani) yang berkeadaban, demokratis, dan menghormati pluralitas.