Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang yang Berakal Sehat (6)

11 Juli 2025   07:33 Diperbarui: 11 Juli 2025   07:45 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.pexels.com

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa, dan Kami wariskan Al-Kitab (Taurat) kepada Bani Israil, untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi Ulul Albab." (Q.S. Ghafir: 53-54)

Musa mendapat petunjuk berupa wahyu, ilmu dan mukjizat, sedangkan Taurat selaku kitab suci bagi Musa dan Bani Israil merupakan petunjuk dan peringatan bagi orang yang berakal sehat (Ulul Albab). Musa mendapatkan 'hudan' (petunjuk) sedangkan Bani Israil mewarisi Taurat yang merupakan 'hudan' dan 'dzikra'  (peringatan, pelajaran) bagi kalangan berakal sehat dari mereka.

Tambahan 'dzikra' di situ seakan mengisyaratkan bahwa 'petunjuk' saja tidak cukup bagi Bani Israil. Mereka memerlukan 'dzikra' (peringatan) agar tidak sesat dan menyimpang, akan tetapi petunjuk dan peringatan itu pun hanya bisa dicerna, diterima dan dilaksanakan oleh mereka yang berakal sehat.

Bani Israil dalam kisah sejarahnya kita tahu banyak melakukan penyimpangan: sifat membandel dalam kasus perintah menyembelih sapi betina, bersikap kurang ajar terhadap nabinya, menyembah patung sapi hasil makar Samiri, tidak mau masuk kota Ariha untuk berperang sehingga disesatkan Allah 40 tahun lamanya di gurun Tih. Dalam kisah moyang mereka yang paling awal, 10 anak Israil (Ya'qub) pernah menghilangkan Yusuf  lantaran dengki dan iri hati. Kasus-kasus ini menunjukkan adanya potensi penyelewengan akal sehat di kalangan Bani Israil lantaran hawa nafsu. Tidak difungsikannya akal secara semestinya menunjukkan hilangnya kendali diri, karena dorongan dan tarikan nafsu dan karakter-karakter yang buruk.

"Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah wahai Ulul Albab yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan kepadamu peringatan." (Q.S. Ath-Thalaq: 10)

Di ayat terakhir yang mengandung lafal Ulul Albab ini, Allah menerangkan tentang banyaknya negeri yang penduduknya diazab karena berani mendurhakai Allah. Mereka dihisab dengan perhitungan yang keras dan disiksa dengan azab yang nukran (mengerikan) di dunia. Dan Allah melakukannya atas dasar keadilan, bukan kezaliman. Kemudian mereka masih akan diazab lagi di akhirat dengan azab yang syadid (keras), karena itu Allah memerintahkan orang yang berakal sehat lagi beriman (ya ulil albaabil ladzina aamanu) agar bertakwa dan Allah sudah menyampaikan kepada kalian dzikra (peringatan).

Di ayat ini Allah menghubungkan lafal Ulul Albab dengan kata kerja 'beriman'. Menunjukkan bahwa ancaman itu tidak hanya harus dipikirkan dan dipertimbangkan secara seksama akibat-akibat buruknya secara rasional, tetapi juga membutuhkan kadar iman tertentu.

Nyatanya, memang ada oknum-oknum yang tidak memercayai adanya azab. Mereka mengolok-olok azab dan minta segera didatangkan siksa. Lebih parah lagi, ada kalangan liberal yang menyebut Allah sebagai Tuhan pendendam lantaran suka menyiksa. Subhanallah. Padahal secara rasional -dalam kehidupan manusia biasa di dunia saja- pelaku kriminal ada yang sampai layak dihukum mati dan itu wajar demi rasa keadilan. Allah sebagai Ahkamul Hakimin tentu tidak sembarang menyiksa dan mengazab melainkan atas dasar kebenaran dan keadilan yang paling benar dan paling adil.

Rasa takut akan siksa harus dimiliki mereka yang berakal sehat dan beriman. Ayat ini selaras tentang karakteristik Ulul Albab sebelumnya yang suka berdoa meminta perlindungan dari azab neraka (subhanaka faqina adzabannaar, Q.S. Ali Ilmran: 191).

Juga ayat tentang qishash: "Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) kehidupan bagimu, wahai Ulul Albab, agar kalian bertakwa." (Q.S. Al-Baqarah: 179)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun