Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Teori Bakat dan Asas Manfaat

28 Agustus 2022   15:14 Diperbarui: 16 Desember 2022   18:57 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asas Manfaat

Ilmu yang menimbulkan mudarat bagi pemiliknya dan orang lain adalah ilmu sihir, utamanya yang melibatkan setan dan jin. 

Sedangkan ilmu yang paling bermanfaat adalah ilmu agama, jika ia benar-benar diamalkan dan diajarkan secara tulus hati (ikhlas). Ilmu-ilmu lain beredar di antara dua jenis ilmu ini, dalam kadar manfaat dan mudarat yang ditimbulkan.

Asas manfaat yang murni dalam artian 'memanfaatkan' semata-mata untuk kepentingan sesaat ibarat pertemanan di dunia politik. Dunia politik meniru dunia anak-anak: hari ini musuhan besok bergandeng tangan. Tergantung kepentingan. Koalisi dan oposisi dilakoni tergantung ke mana arah angin berhembus.

Menurut teori bakat, orang yang sering dimanfaatkan orang lain sebenarnya berbakat dan berpotensi melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat pelayanan (service) misalnya pekerja sosial, perawat. Sedangkan yang suka memanfaatkan orang lain berbakat menjadi pemimpin atau politisi.

Memang, pihak yang 'memanfaatkan' bisa saja bertindak semena-mena. Adapun yang dimanfaatkan berisiko dibuang ke tong sampah. Sebagaimana pepatah: habis manis sepah dibuang. 

Memanglah semua relasi manusia dibangun berdasar asas manfaat itu. Pegawai bekerja di perusahaan karena ingin memperoleh kesejahteraan. Sedangkan perusahaan juga ingin menangguk kesejahteraan yang lebih besar untuk para pimpinan. Baik pimpinan dan karyawan berada dalam hubungan saling mengambil manfaat.

Manusia membina hubungan karena saling butuh.  Bahkan para pekerja sosial dan relawan sebenarnya mengambil manfaat buat diri mereka sendiri dengan menolong orang lain. Dengan menolong mereka membahagiakan diri sendiri. 

Dengan membantu yang lemah mereka menjadi semakin kuat. Bahkan yang bersedekah juga ngarep agar sedekahnya kembali dalam bentuk kebaikan yang berlipat ganda. Semua kegiatan manusia pada hakikatnya adalah transaksional (material atau spiritual). Hanya Allah Yang Maha Kuasa yang tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya.

Dalam realitas hidup yang tidak selalu hitam putih, pihak yang tampaknya menebar manfaat ternyata mengambil manfaat lebih banyak dari pihak yang diberi manfaat, sering dengan cara yang manipulatif. Para pengumpul dana umat tampaknya melayani umat, ternyata memanipulasi dana umat.

Dalam beragama individu menampakkan kepada orang lain bahwa ia sedang beribadah kepada Tuhan ternyata ingin dilihat dan didengar sebagai orang yang tekun beribadah, orang yang religius. Ia bukan orang religius sesungguhnya, tetapi sedang membangun reputasi pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun