Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Datang di Negeri 1.000 Dukun!

31 Juli 2020   09:08 Diperbarui: 31 Juli 2020   09:18 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang menggelar konser atau acara di ruang terbuka mengundang pawang hujan yang dengan ritual-ritual tertentu konon bisa menghalau awan.

Yang tidak puas dengan bangsa manusia, kawin dengan siluman ular yang katanya lebih cantik dari wanita mana pun juga.

Ribuan atau bahkan mungkin jutaan orang awam datang kepada para dukun untuk berbagai keperluan. Para dukun itu disebut 'orang pintar' sehingga para dosen dan profesor di perguruan-perguruan tinggi layak cemburu dan sakit hati.

Ilmu sihir yang haram dan musyrik itu diberi nama yang bagus dan tampaknya islami: ilmu hikmah.

Padahal di belakang mereka para dukun itu adalah para khadam, jin dan setan. Sehingga pada hakikatnya orang-orang yang datang kepada para dukun sebenarnya sedang mencari solusi kepada jin dan setan tersebut.  

Sayangnya meski dukun dan orang sakti berlimpah, Indonesia tidak pernah lepas dari krisis ekonomi.  Bahkan para dukun zaman dulu yang harusnya lebih sakti tidak sanggup mengusir penjajah Belanda dan Jepang dari bumi Nusantara ini.

Indonesia memang dikuasai setan dan jin.  Bangsa kita menyembah berbagai-bagai tuhan selain Allah: kuburan, orang mati, Ratu Kidul, Joko Belek, pohon angker, siluman, dan lain-lain. Iman mereka simpang siur. Benar kalau dikatakan Pancasila itu tidak ada dalam kenyataan, khususnya  sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Tidak ada satu regulasi pun yang ditegakkan untuk memberantas praktik perdukunan ini, praktik yang tidak selaras dengan akal sehat dan tidak berketuhanan yang Maha Esa. Apalagi jika yang dipraktikkan adalah tindak kejahatan seperti pembunuhan via santet, menceraikan suami istri, penggasakan uang via tuyul dan babi ngepet.

Mestinya ada perangkat hukum juga yang mengatur konten perdukunan di Youtube, Facebook dan lain-lain.

Pernah saya menonton satu video di Youtube yang saya kira adalah video motivasi untuk berwirausaha. Ternyata ujung-ujungnya si pembawa acara menawarkan aneka benda keramat yang bisa ditebus dengan mahar dalam jumlah tertentu.

Ada dukun wanita yang luar biasa banyak pasiennya, jelas-jelas ia menggunakan bantuan genderuwo dan kuntilanak. Apakah ini lantaran Pemerintah tidak bisa memberi solusi terhadap banyak permasalahan rakyat, hingga rakyat meminta solusi kepada kuntilanak dan genderuwo?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun