Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kegagalan Bisnis, Hutang Menumpuk dan Pelajaran Mengelola Keuangan

2 September 2017   22:14 Diperbarui: 5 September 2017   14:25 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Businessman (sumber: www.jokosusilo.com)

Awalnya saya menolak karena masih bisa cari duit sendiri, meski sedikit yang penting cukuplah. Akan tetapi di minggu-minggu berikutnya saya terlibat hutang yang cukup dalam, usahapun juga sudah tak berjalan. Akhirnya, juni 2014 menjadi tanda pertobatan saya. Saya sadar sudah jatuh bangkrut dan terlibat banyak hutang. Menjadi kuli (karyawan) adalah pilihan terbaik. Lagipula dengan menjadi pegawai kantoran kembali itu tidak dosa koq.

Pelajaran dari kegagalan bisnis

Apa yang bisa saya (dan juga Anda) pelajari dari kegagalan saya dalam berwirausaha atau dalam konteks saya berbisnis online. Berikut adalah poin-poin yang bisa menjadi pembelajaran:

1. Tak ada visi. Benar, saat itu saya hanya berbisnis untuk mencari cuan atau keuntungan semata. Tak ada planning atau rencana jangka panjang untuk membesarkan bisnis tersebut.

2. Minim produk. Sebetulnya saat itu saya hanya menjual 2-3 item saja karena hanya produk tersebut yang laku keras. Namun setelah itu saya menambah diferensiasi produk agar pelanggan memiliki banyak pilihan. Sayangnya hal itu sudah terlambat untuk menyelamatkan bisnis saya.

3. Tidak mengawasi kompetitor. Saya terjebak di zona nyaman dimana pembeli akan terus berdatangan. Saat itu saya tidak mengawasi para kompetitor yang menjual produk serupa dengan harga lebih rendah. Nyatanya banyak dari mereka yang sudah membanting harga sampai ke harga modal saya dan mulai memiliki reputasi yang lebih baik dari saya.

4. Kurang modal. Awalnya saya menyetok barang untuk kemudian dikirim. Namun karena keterbatasan modal, di bulan-bulan terakhir saya menggunakan sistem dropship dimana distributor yang mengirim langsung ke customer atas nama saya.

5. Kurang mencermati perkembangan pasar. Ya, pasar selalu dinamis dan inilah kesalahan fatal saya. Saat itu produk saya sudah mulai ditinggalkan dan tidak dilirik lagi. Namun saya masih kekeuh untuk menjualnya.

6. Manajemen keuangan yang buruk. Inilah kesalahan yang paling fatal! Pengelolaan keuangan bisnis saya tidak terarah. Seharusnya dari setiap keuntungan saya membaginya untuk tabungan, pengembangan usaha dan keuntungan pribadi. Namun 100% dari profit langsung menjadi keuntungan pribadi saya. Tak ada tabungan, tak ada dana investasi usaha. Jangan pikirkan dana darurat, itu jauh dari kepala saya.

Flyin money (sumber: www.infoperbankan.com)
Flyin money (sumber: www.infoperbankan.com)
Pentingnya menabung untuk usaha

Dari kegagalan bisnis ini, saya mendapat pelajaran berharga bila suatu hari saya akan merintis usaha kembali. Pentingnya pengelolaan finansial akan berimbas pada perencanaan keuangan kita di masa depan. Misalnya dengan dengan mengatur keuangan usaha dan menabung sebagian untuk dana investasi dan dana cadangan sangatlah penting agar finansial kita sehat. Apalagi jika kita menabung di bank-bank yang sudah dijamin oleh LPS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun