Mohon tunggu...
Laurensius Mahardika
Laurensius Mahardika Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Psychology

Penulis karbitan yang menyukai teknologi, musik dan sepakbola. Email: dennysantos038@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Coping Stress", Definisi dan Berbagai Pertanyaan Terkaitnya

13 Oktober 2018   19:00 Diperbarui: 13 Oktober 2018   19:10 4408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: leecounselingservices.net

Strentz dan Auerbach bekerja sama dengan FBI untuk membuat program untuk penanganan pada potensi kejahatan pembajakan pesawat. Partisipannya sendiri adalah petugas penerbangan sendiri, dimana mereka akan dikondisikan sebagai sandera dari simulasi pembajakan penerbangan. Partisipan tersebut diberi dua kondisi berbeda, yaitu partisipan tersebut dilatih menggunakan problem-focused coping dan emotional-focused coping. Hasilnya adalah, partisipan lebih beradaptasi serta memiliki tingkat stres yang rendah dengan menggunakan emotional-focused coping. Kesimpulannya adalah, emotional-focused coping efektif dalam mengatasi situasi yang tidak terkontrol dan tak terduga.

Dari penelitian tersebut dapat terlihat bahwa strategi coping tertentu akan efektif jika dilakukan pada situasi tertentu juga. Walaupun begitu, Aldwin dan Werner (2007) mengatakan bahwa terdapat pula pendekatan personal-based dalam memahami coping. Dari pendekatan tersebut, memungkinkan individu menggunakan coping yang lebih disukai pada situasi yang bahkan tidak cocok untuk menggunakan coping yang mereka sukai itu.

Sebenarnya masih banyak pertanyaan terkait coping stress itu sendiri bagi saya. Namun saya tidak bisa ungkapkan semuanya karena mengingat panjang artikel ini saja sudah keterlaluan.

Kita tahu, setiap individu adalah unik. Dan dari situ kita juga mengerti setiap orang memiliki cara penanganan masalahnya masing-masing. Belum tentu individu yang memilih untuk merokok dan menenangkan pikirannya tidak dapat menyelesaikan masalahnya (emotional-focused coping). Begitu pula sebaliknya, orang rajin juga belum tentu bisa menyelesaikan masalahnya sebaik orang tadi.

Folkman dan Lazarus sendiri mengatakan bahwa yang terpenting dari coping stress adalah efektivitasnya. Efektivitas dari coping stress itu sendiri dimana akhirnya kita dapat beradaptasi dengan situasi tersebut, dengan catatan kita juga menyelesaikan masalahnya. Dan bagi saya sendiri, saya menyadari bahwa: mempelajari cara menangani masalah adalah sebuah masalah bagi saya.

Referensi Utama:


Aldwin, C. M. (2007). Stress, Coping, and Development. New York: The Guilford Press

Folkman, S. & R. Lazarus. (1984). Stress, Appraisal and Coping. New York: Springer Publishing Company, Inc.

Passer, M. W. & Ronald E. Smith. (2009). Psychology: The Science of Mind and Behavior 4th Edition. New York: McGraw-Hill.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun